AED Defibrilator adalah produk AED defibrilator yang didesain dengan ukuran ringan dan simpel dan dapat digunakan dalam situasi apapun dan selalu siap mempertahankan kehidupan. membantu memulihkan fungsi jantung normal pada penyakit jantung seperti serangan jantung akut dengan menyediakan analisis fungsi jantung dan jika perlu electroshock.
AED Defibrilator HR-501 memberikan analisis yang tepat dari kondisi tubuh korban dan mengkonfigurasi jumlah yang tepat dari guncangan, menjanjikan keaman dan respon yang lebih cepat.
Alat yang dipergunakan
1. Defibrilator
Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. Enerji dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. Defibrilator diklasifikasikan menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic. Defibrilator monophasic adalah tipe defibrilator yang pertama kali diperkenalkan, defibrilator biphasic adalah defibrilator yang digunakan pada defibrilator manual yang banyak dipasarkan saat ini.
2. Jeli
Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu menghantarkan aliran listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle.
Energi
Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakan monophasic deflbrilator, dapat diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika menggunakan biphasic deflbrilator energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200 joule.
Prosedur defibrilasi
1. Nyalakan deflbrilator
2. Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol enerji
3. Paddle diberi jeli secukupnya.
4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.
5. Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.
6. Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh:
"Enerji siap "
"Saya siap "
"Tim lain siap"
7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi, pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
8. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.
Automated External Defibrilator (AED)
AED adalah sebuah defibrilator yang bekerja secara komputer yang dapat :
1. Menganalisa irama jantung seorang korban yang mengalami henti jantung.
2. Mengenal irama yang dapat dilakukan tindakan defibrilasi ( shock)
3. Memberikan petunjuk pada operator ( dengan memperdengarkan suara atau dengan indikator cahaya)
AED digunakan jika korban mengalami henti jantung :
1. Tidak berespon
2. Tidak bernafas
3. Nadi tidak teraba atau tanda - tanda sirkulasi lain
Elektroda adhesif ditempatkan pada dada korban dan disambungkan ke mesin AED, paddle elektroda mempunyai 2 fungsi yaitu :
1. Menangkap sinyal listrik jantung dan mengirimkan sinyal tersebut ke komputer.
2. Memberikan shock melalui elektroda jika terdapat indikasi.
B. KARDIOVERSI
Kardioversi adalah pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu singkat secara sinkron.
Indikasi
1. Ventrikel Takikardi
2. Supra Ventrikel Takikardi
3. Atrial flutter
4. Atrial Fibrilasi
Alat yang dipergunakan
1. Defibrilator yang mempunyai modus sinkron
2. Jeli
3. Troli emergensi, terutama alat bantu napas
4. Obat-obat analgetik dan sedatif
5. Elektrode EKG
Energi
Enerji awal untuk SVT dan Atrial Flutter adalah 50 joule, apabila tidak berhasil enerji dapat dinaikan menjadi 100 joule, 200 joule, 300 joule dan 360 joule.
Untuk VT monomorphic dan Atrial Fibrilasi, enerji awal adalah 100 jule dan dapat dinaikan sampai 360 joule.
Sedangkan untuk VT polymorphic besarnya energi dan modus yang dipakai sama dengan yang digunakan pada tindakan defibrilasi
Prosedur
Prosedur tindakan kardioversi sama dengan tindakan deflbrilasi, hanya pada saat menekan tombol discharge kedua tombol tersebut harus ditekan agak lama, karena modul yang dipakai adalah modul sinkron dimana pada modul ini energi akan dikeluarkan (diberikan ) beberapa milidetik setelah defibrilator tersebut menangkap gelombang QRS. jika deflbrilator tidak dapat menangkap gelombang QRS enerji tidak akan keluar. Pasien dengan takikardi walaupun mungkin keadaannya tidak stabil akan tetapi kadang pasiennya masih sadar, oleh sebab itu jika diperlukan tindakan kardioversi, maka pasien perlu diberikan obat sedasi dengan atau tanpa analgetik.
Bagian – bagiam Defibrilator
Unit defibrilator mempunyai spesifikasi berbeda
antara satu dan yang lainya. Akan tetapi sebuah unit defibrilator umumnya
terdiri dari sebuah monitor yang dilengkapi dengan tombol pengaturan energi
tegangan. Dua buah elektroda untuk memberikan kejutan stimulasi energi listrik.
Jenis Defibrilator Menurut Arah Kejutan Gelombang
Beberapa jenis defibrilator digunakan di rumah
sakit seperti M-Seris Monophasic Defibrilator dan Biphasic Defibrilator. Kedua
defibrilator tersebut merupakan jenis defibrilator yang umum digunakan. Selain
kedua jenis tersebut ada juga portable defibrilator dan Automatic External
Defibrilator(AED).
Monophasic Defibrilator
Adalah defibrilator dengan kejutan gelombang
monophasic. Monophasic merupakan jenis gelombang defibrlasi dimana kejutan yang
dikirim ke jantung hanya dari satu vektor. Gelombang ini tidak mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan impedansi pasien.
Pada umumnya semua Monophasic Defibrillator
disarankan untuk memberikan energi awal pada 360 J terhadap pasien
dewasa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dapat dipastikan berapa arus
maksimum yang disampaikan dalam menghadapi ketidakmampuan untuk mendeteksi
impedansi pasien.
Biphasic Defibrillator
Biphasic Defibrilator merupakan defibrilator
dimana kejutan energi listrik diberikan dari dua arah. Pertama energi diberikan
seperti kerja monophasic defibrilator. Namun setelah tahap ini selesai
dilakukan, arus listrik berbalik arah.
Keunggulah biphasic defibrilator adalah bentuk
gelombang yang dapat menurunkan ambang listrik sehingga defibrilasi dapat
mencapai keberhasilan. Beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menemukan
bahwa bentuk gelombang biphasic merupakan gelombang yang paling stabil
mempertahankan bentuk dan waktu.
Selain itu gelombang biphasic juga tidak
terpengaruh terhadap impedansi pasien. Keunggulan yang lain adalah dalam
hal menyesuaikan dengan impedansi pasien. Gelombang biphasic menyesuaikan
impedasi pasien dengan cara memvariasi karakteristik gelombang. Ini sangat
bagus karena dengan hal terebut, pasien dengan impedansi tinggi akan mempunyai
kesempatan yang sama untuk bertahan hidup.
Perbedaan Biphasic dan Monophasic Defibrillator
Pada dasarnya defibrilasi yang dilakukan
Monophasic dan Biphasic defibrilator adalah sama. Meskipun demikian tetap saja
ada perbedaan diantara keduanya. Berikut beberapa perbedaan yang mencolok dari
monophasic dan biphasic defibrilator
- Kejutan gelombang energi listrik diberikan oleh monophasic defibrilator hanya satu arah dari satu elektroda. Sedangkan pada Biphasic defibrilator kejutan diberikan dua arah dengan mengubah polaritas elektroda.
- Kejutan defibrilator biphasic lebih efektif daripada monophasic. Hal ini berkaitan langsung dengan energi listrik yang diberikan oleh biphasic berasal dari dua arah.
- Energi yang digunakan monophasic defibrilator lebih tinggi daripada biphasic defibrilator. Perbandingan jumlah energi yang digunakan, 360 Joule yang dilakukan Monophasic, dapat dicapai hanya 200 Joule untuk Biphasic Defibrillator. Hal ini secara teoritis dapat mengurangi kerusakan pada otot jantung.
Gambaran Penggunaan Defibrilator
Secara umum telah kita ketahui bahwa unit
defibrilator digunakan untuk memberikan kejut atau guncangan pada jantung dalam
kondisi gangguan jantung yang mengancam kehidupan. Elektorda pada mesin
defibrilator diletakan diatas dada pasien kemudian energi listrik pada dengan
jumlah tertentu dilepaskan.
Sebelum melakukan hal itu biasanya dada pasien
terlebih dahulu dibersihkan dan diberikan gel perekat elektrode. Kemudian
elektroda dihubungkan dengan mesin dan moitor dijalankan. Sebaiknya dokter atau
perawat berdiri pada jarak beberapa kaki dari pasien. Ini untuk memberikan
kekuatan pada saat mnempelkan elektroda pada tubuh pasien.
Untuk lebih memperjelas pemahaman kita tentang
cara menggunakan defibrilator. Berikut tahap – tahap penggunaan defibrilator
- Siapkan peralatan yang diperlukan
- Tempatkan defibrilator pada tempat yang kering dan kuat
- Nyalakan Unit Defibrilator – Pada beberapa model harus menggunakan dialing. Bateray defibrilator harus terisi penuh. Pada layar akan tertera kuantitas tegangan batreray.
- Masukan kabel – kabel penghubung ke reseptor (Defibrilator manual)
- Pasang bantalan defibrilasi untuk menghubungkan kebel lead
- Pasang self-adhesive defibrilasi pads
- Oleskan gel sebelum proses dilakukan
- Letakan pegangan elektroda diatas dada pasien – Ada beberapa posisi peletakan elektroda. Anterolateral : satu pegangan/ pad ditempelkan di sebelah kanan stemum atas atau dibawah tulang slangka dan pegangan yang lain diletakan di sebelah kiri puting dada bagian kiri. Anteroposterior : Adalah peletakan elektroda dimana satu pad elektroda ditempatkan di sisi dada kiri dan dibawh klavikula sedangkan yang lain diletakan di sisi kiri belakang dibawah tulang belikat.
- Setelah itu dilakukan kini tinggal penaturan energi listrik yang akan digunakan untuk pacu jantung.
- Perangkat Defibrilator Geaombang Biphasic pengaturan energi awal atau default nya 200 Joule. Sedangkan untuk monophasic 360 Joule.
- Tekan “charge” untuk memberikan energi listrik. Pada defibrilator manual biasanya terdapat pada pad elektroda.
Penjelasan tersebut hanya gambaran sekilas
penggunaan defibrilator. Sekedar memberikan pengertian bahwa penggunaan unit
defibrilator benar- benah harus dengan prosedur dan dilakukan oleh orang yang
telah bepengalaman.
Beberapa Contoh Defibrilator Konvensional
Untuk menambah penjelasan dan pemahaman kita
tentang defibrilator, berikut kami sajikan beberapa contoh defibrilator
yang menjadi rujukan standar pelayanan di rumah sakit.
Metsis Life-Point Plus
metsis lifepoint plus
Life-Point Plus Metsis Defibrillator merupakan
alat medis sebagai pertolongan untuk melakukan tindakan defibrilasi.
Mengembalikan ritme EKG abnormal pada saat jantung mengalami fibrilasi
ventrikel. Dengan Teknologi terbaru dan karakteristik teknis gelombang Biphasic
Life-Point Plus siap digunakan dalam kondisi apapun.
Metsis Life-Point Plus dapat dipakai di
semua rumah sakit, klinik di seluruh dunia. Dengan layar warna yang lebar serta
kemudahan penggunaanya menjadi solusi terbaik untuk pengguna profesional. Untuk
melihat spesifikasi dan fitur lengkapnya, silahkan klik di spesifikasi Metsis
Life-Point Plus Defibrillator
Mindray Defibrillator
Defibrillator merupakan alat yang diharapkan
terdapat disemua jenis rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan. Salah sati
Brand terkenal di dunia yang menjadi rujukan di berbagai rumah sakit adalah Mindray.
Beberapa produk Mindray yang sangat tepat sebagai alat penunjang
defibrilasi adalah BeneHeart D3 dan BeneHeart D6.
Mindray BeneHeart D6
Mindray Beneheart D3
Demikian sedikit ulasan singkat tentang
Defibrilator Alat Pacu Jantung. Mudah – mudahan dapat menambah wawasan kita dan
kami berharap tulisan ini bermanfaat untuk pembaca semua. Terimakasih atas
atensinya. Sampai jumpa pada pembahasan di postingan baru selanjutnya. Terima
kasih.
SHARE ON
Pengertian Defibrillator
Ketika tiba-tiba serangan serangan
jantung, CPR saja tidak menyelamatkan nyawa - itu hanyalah tindakan sementara yang
mempertahankan aliran oksigen minimal ke otak. Defibrilasi dini diperlukan
untuk membangun kembali detak jantung teratur.
Defibrilator dapat memberikan
kejutan listrik terkontrol untuk hati yang memiliki irama yang mengancam jiwa,
seperti fibrilasi ventrikel (VF). Dalam VF, aktivitas kacau jantung mencegah
darah dari memompa ke tubuh dan otak. Tegangan disimpan oleh defibrilator
melakukan arus listrik (shock) melalui dada dengan cara elektroda atau pads
ditempatkan pada dada. Ini pulsa singkat menghentikan aktivitas saat kacau
hati, memberikan hati kesempatan untuk memulai kembali dengan ritme normal.
Defibrilator ini menggunakan energi
untuk memberikan kejutan. Jumlah energi yang digunakan tergantung pada:
· Berapa tegangan digunakan
· Berapa banyak saat ini disampaikan
· Durasi (panjang) dari shock
Energi diukur dalam joule (J).
Defibrillator eksternal dapat menawarkan berbagai pilihan energi. Jadi yang
disebut "rendah energi" defibrillator adalah mereka yang membatasi
pilihan energi mereka untuk 200J atau kurang. Defibrillator energi meningkat
menawarkan berbagai energi, dimulai dengan tingkat energi rendah dengan pilihan
untuk meningkatkan tingkat energi untuk kejutan berikutnya.
Banyak orang bingung saat ini dan
energi. Pembedaan ini penting dalam defibrilasi, karena defibrillator sering
dijelaskan dalam hal energi (misalnya, 200J) tetapi mereka saat ini - bukan
energi - yang defibrillates. Defibrilasi yang berhasil membutuhkan bahwa saat
ini cukup dikirimkan ke otot jantung selama goncangan.
Gelombang arus listrik memiliki
bentuk yang dapat ditarik sebagai "gelombang". Bentuk gelombang ini
menunjukkan bagaimana arus perubahan saat ini dari waktu ke waktu selama
kejutan defibrilasi. Bagian tertinggi dari gelombang saat ini disebut
"arus puncak". Puncak terlalu banyak saat ini selama shock dapat
melukai jantung. Ini adalah arus puncak (bukan energi) yang bisa melukai
jantung.
Defibrilasi membutuhkan pendekatan
tengah-of-the-road sejati. Anda harus memiliki cukup saat ini mencapai jantung
untuk defibrillate jantung (menghentikan irama mematikan), tetapi tidak begitu
banyak arus puncak yang Anda berisiko merusak jantung. Bahkan, rendah energi
guncangan dari beberapa defibrillator memberikan puncak yang lebih tinggi saat
ini dari energi yang lebih tinggi guncangan dari jenis lain defibrillator.
Impedansi adalah resistensi tubuh
terhadap aliran arus. Beberapa orang secara alami memiliki impedansi lebih
tinggi daripada yang lain.
Faktor-faktor tertentu juga dapat
meningkatkan impedansi, seperti:
· Sebuah dada besar dan / atau berbulu
· Sangat kering
· Kelebihan udara di paru-paru
· Yang tidak benar penerapan elektroda defibrilasi
Anda tidak dapat mengetahui apakah
seseorang memiliki impedansi tinggi hanya dengan melihat dia. Jika impedansi
tinggi, jantung tidak dapat menerima cukup saat ini untuk defibrilasi untuk
menjadi sukses. Lebih saat ini dapat disampaikan dengan meningkatkan tegangan
dan dengan meningkatkan energi dipilih (joule lebih) pada defibrillator.
Bentuk gelombang Biphasic
menyesuaikan impedansi dengan memvariasikan karakteristik bentuk gelombang
mereka. Bagaimana bentuk gelombang masing-masing menyesuaikan untuk impedansi
memiliki konsekuensi penting - mungkin menentukan apakah hidup seseorang
disimpan.
Hal ini penting untuk mengetahui
bagaimana masing-masing gelombang Biphasic menyesuaikan untuk impedansi untuk
memastikan bahwa impedansi tinggi orang akan memiliki kesempatan yang sama
untuk bertahan hidup seperti mereka yang mudah defibrillated.
Banyak studi klinis menunjukkan
keberhasilan rendah energi gelombang Biphasic dilakukan di elektro-fisiologi
laboratorium dalam kondisi ideal. Dalam kehidupan nyata, keadaan darurat
jantung jauh kurang diprediksi. Banyak faktor yang mempengaruhi kemungkinan
keberhasilan defibrilasi: waktu berlalu sebelum guncangan pertama diberikan,
penempatan bantalan elektroda, tingkat impedansi seseorang dan kondisi
kesehatan tertentu. Oleh karena itu, mungkin diperlukan lebih saat ini, durasi
syok lagi, dan / atau peningkatan tegangan untuk memastikan keberhasilan. Saat
ini arus perubahan dengan waktu selama kejutan defibrilasi. Ketika ditarik pada
grafik, ini dikenal sebagai bentuk gelombang. Hati merespon secara berbeda
terhadap bentuk gelombang yang berbeda, yang mengapa pengenalan biphasic bentuk
gelombang untuk defibrillator eksternal dapat memiliki dampak positif.
Monophasic dibandingkan biphasic
bentuk gelombang
Selama beberapa dekade,
defibrillator telah menggunakan bentuk gelombang Monophasic. Dengan bentuk
gelombang Monophasic, arus mengalir dalam satu arah, dari satu elektroda ke
yang lain, menghentikan jantung sehingga memiliki kesempatan untuk memulai
kembali sendiri. Dengan bentuk gelombang Biphasic, arus mengalir dalam satu
arah pada tahap pertama shock dan kemudian membalikkan untuk tahap kedua.
Pertama digunakan dalam komersial defibrillator implant, bentuk gelombang
Biphasic sekarang "standar emas" untuk perangkat tersebut.
Tersedia penelitian menunjukkan
bahwa bentuk gelombang Biphasic lebih efektif dan menimbulkan lebih sedikit
risiko cedera pada jantung daripada bentuk gelombang Monophasic, bahkan ketika
tingkat energi kejut adalah sama. Inilah sebabnya mengapa produsen
defibrillator eksternal sekarang menggunakan bentuk gelombang Biphasic di
perangkat mereka.
Meskipun penelitian terbaru
menunjukkan defibrilasi biphasic lebih efektif daripada monophasic, Pedoman
Internasional 2000 yang diterbitkan oleh negara American Heart Association
(AHA): "Rekomendasi ini baru tidak berarti bahwa perawatan dengan
menggunakan pedoman masa lalu (untuk perangkat monophasic) adalah baik aman
atau tidak efektif. "
Namun, bentuk gelombang Biphasic
menjadi standar baru perawatan di defibrillator eksternal. Itu sebabnya
sebagian besar organisasi memilih bentuk gelombang Biphasic saat membeli
defibrillator eksternal baru hari ini.
Di masa lalu hanya ada satu jenis
defibrilasi transthoracic, yaitu standar dibasahi sinus gelombang kejut
monophasic. Selama bertahun-tahun penelitian, teori impedansi dan waktu
guncangan sudah menumpuk dalam praktek standar saat ini dari 25 £ tekanan (jika
menggunakan pads) dengan tiga "kejutan ditumpuk". Kuncinya telah
menjadi penggalangan berurutan energi dari 200j, untuk 300j, untuk maksimal
360j, kemudian setelah guncangan berikutnya di 360j. Sehubungan dengan energi
ada banyak penelitian untuk mengevaluasi pengaruh dari beberapa energi tinggi
guncangan pada otot jantung itu sendiri.
Studi-studi telah menunjukkan bahwa
awalnya ada perubahan segmen ST yang signifikan terkait dengan energi tinggi
defibrilasi, yang dapat berlangsung sampai beberapa bulan (jika pasien
bertahan).
Bentuk gelombang terpotong biphasic
eksponensial, di mana polaritas yang terbalik cara sebagian melalui nadi, telah
digunakan dalam alat pacu jantung internal untuk lebih dari 10 tahun. Ada
banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan beberapa hal berikut: Dengan
sistem Biphasic ada yang lebih tinggi tingkat keberhasilan konversi kejutan
awal dari VT (ventrikel takikardi) atau VF (ventrikel fibrilasi) dibandingkan
monophasic (85,2% vs 97,6% monophasic biphasic ), The joule secara signifikan
kurang (200j monophasic, 130 + 20j biphasic) yang akan mempengaruhi kebutuhan
cadangan energi, Biphasic lebih efektif dalam membalikkan VF berkelanjutan.
Defibrilasi biphasic menawarkan
khasiat sama atau lebih baik pada energi rendah dari gelombang Monophasic
tradisional defibrillator-dengan risiko lebih kecil pasca-shock komplikasi
seperti disfungsi miokard dan luka bakar kulit.
Mekanisme fisiologis yang mendasari
tidak sepenuhnya dipahami, tapi jelas bahwa bentuk gelombang Biphasic
menurunkan ambang defibrilasi listrik untuk sukses.
Tidak seperti perangkat monophasic,
defibrillator Biphasic menggunakan teknologi gelombang yang berbeda: baik
biphasic terpotong eksponensial (BTE) gelombang atau gelombang Biphasic kotak.
Dua jenis bentuk gelombang
Mari kita lihat lebih dekat pada dua
jenis gelombang Biphasic disetujui untuk digunakan pada non-otomatis defibrillator
eksternal.
Bentuk gelombang eksponensial
biphasic dipotong pada awalnya dikembangkan untuk aplikasi rendah impedansi
internal yang defibrilasi jantung. Sudah diadaptasi untuk defibrilasi eksternal
oleh dua vendor. Heartstream (sekarang Agilent / Philips) memelopori pendekatan
rendah energi. The defibrilator BTE kedua, yang dikembangkan oleh Medtronic
Physio-Control, menggunakan energi-tinggi (lebih dari 200 joule) protokol.
Pendekatan ini dipromosikan sebagai lebih mudah untuk mengadopsi tetapi
menghadapkan pasien untuk arus puncak berpotensi lebih tinggi.
Bentuk gelombang Biphasic kotak
dikembangkan khusus untuk defibrilasi eksternal dan dipertimbangkan tingkat
impedansi tinggi dan beragam pasien (pemblokiran aliran arus yang disebabkan
oleh bulu dada, ukuran dada besar, dan miskin elektroda-ke-dada kontak). Hanya
defibrillator Zoll menggunakan gelombang ini. Bentuk gelombang kotak
mempertahankan bentuk stabil sebagai respon terhadap impedansi, dan arus
konstan pada tahap pertama mengurangi arus puncak yang berpotensi membahayakan.
Bentuk gelombang BTE dikembangkan
untuk penggunaan internal, di mana impedansi rendah. Jika digunakan dalam
perangkat transthoracic seperti defibrillator, impedansi mempengaruhi bentuk
gelombang itu. Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagai perubahan bentuk
gelombang Biphasic itu, kemanjurannya bervariasi. Bentuk gelombang kotak tetap
stabil dalam bentuk, bagaimanapun, dan dinamika pengiriman saat ini adalah sama
untuk pasien di atas berbagai impedansi. Hal ini mengurangi efek berpotensi
merugikan dari impedansi pasien pada defibrilasi sukses.
Bagaimana berbagai jenis bentuk
gelombang Biphasic menanggapi impedansi pasien? Ketika impedansi rendah (50
ohm), sebuah 360-joule BTE defibrilator memberikan lebih dari yang dibutuhkan
saat ini, memperlihatkan pasien untuk berpotensi membahayakan arus puncak yang
tinggi. Pada impedansi pasien rata-rata 75 ohm, 360 joule-BTE dan 200-joule
defibrillator kotak sama-sama efektif. Dengan impedansi tinggi (lebih besar
dari 100 ohm), shock 200-joule kotak memberikan arus rata-rata lebih tinggi
dari shock BTE 360-joule, sehingga membuat lebih efektif pada tingkat energi
yang lebih rendah.
Perbandingan klinis langsung antara
dua jenis biphasic bentuk gelombang masih harus dilakukan dalam uji coba,
prospektif acak dengan kontrol yang sesuai. Tetapi semakin banyak diterbitkan,
peer-review titik data manusia untuk beberapa bentuk gelombang spesifik
karakteristik kinerja.
Energi yang lebih tinggi tidak
selalu berarti Anda akan meningkatkan rata-rata saat disampaikan. Dalam studi
baru ini diterbitkan, peneliti menemukan bahwa defibrilator energi tinggi BTE
membutuhkan energi hampir 50% lebih untuk memberikan rata-rata yang sama saat
ini sebagai defibrilator rendah energi kotak.
Lima penelitian, dengan lebih dari
900 peserta manusia, telah membandingkan kemanjuran bentuk gelombang Biphasic
dibandingkan monophasic. Studi ini semua rendah energi digunakan guncangan (200
joule atau kurang), tidak ada studi mengatasi keamanan dan kemanjuran energi tinggi
defibrilasi Biphasic (lebih dari 200 joule). Sidang manusia awal secara acak
menunjukkan bahwa energi yang rendah-130-joule kejutan BTE secara klinis sama
dengan shock 200-joule monophasic. Rendah energi guncangan juga dikaitkan
dengan substansial kurang depresi pasca-shock ST-segmen dari energi tinggi
guncangan monophasic. Studi lain menemukan bahwa kejutan BTE 130 joule secara
klinis sama dengan shock 200-joule monophasic tetapi rendah energi guncangan
BTE tampaknya kurang efektif bila impedansi transthoracic tinggi.
Sebuah studi out-of-rumah sakit
baru-baru ini dievaluasi efikasi pemberian tiga guncangan dengan energi rendah
(150 joule) BTE defibrilator dan menemukan kombinasi ini 100% efektif untuk
mengkonversi VF. Pasien defibrillated dengan rendah energi guncangan biphasic
juga memiliki hasil neurologis yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang
memiliki konvensional energi tinggi guncangan.
Kotak biphasic gelombang. Sebuah
studi dari 184 pasien yang menjalani elektro-fisiologi pengujian, penempatan
ICD, atau pengujian ICD menemukan bahwa pertama-shock khasiat untuk gelombang
120-joule kotak secara statistik unggul untuk bentuk gelombang 200-joule
monophasic (99% versus 93%). Untuk sulit-untuk-defibrillate pasien (mereka yang
memiliki impedansi transthoracic lebih besar dari 90 ohm), shock 120-joule
kotak adalah 100% efektif pada percobaan pertama, dibandingkan dengan
efektivitas 63% untuk shock 200-joule monophasic. Penelitian lain menemukan
bahwa energi rendah guncangan kotak lebih efektif dalam mengkonversi atrial
fibrilasi dari energi yang lebih tinggi guncangan monophasic.
Tanpa head-to-head perbandingan dua
jenis biphasic bentuk gelombang, itu terlalu dini untuk menyebut teknologi
lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Kedua, bagaimanapun, umumnya
efektif pada tingkat energi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
defibrilasi monophasic. Peer-review diterbitkan studi yang telah dibandingkan
teknologi biphasic dan Monophasic umum menunjukkan bahwa bentuk gelombang BTE
setara dengan 200-joule bentuk gelombang Monophasic dan guncangan kotak lebih
unggul.
Pernyataan
tentang Bentuk gelombang Biphasic - Resuscitation Council (Inggris)
Revisi September 2002
Revisi September 2002
Meskipun defibrilator komersial
pertama menggunakan gelombang Biphasic untuk pengobatan defibrilasi ventrikel,
defibrillator eksternal komersial di dunia barat mengadopsi bentuk gelombang
Monophasic setidaknya 30 tahun lalu, dan ini telah digunakan hampir secara
eksklusif sampai saat ini. Dengan demikian, banyak pengalaman klinis kita
berasal dari penggunaan bentuk gelombang Monophasic.
Defibrillator konvensional menghasilkan guncangan monophasic mana arus mengalir dalam satu arah. Teknologi gelombang biphasic telah dikembangkan dari kerja elektrofisiologi pada desain defibrillator implant. Dengan guncangan biphasic arah arus dibalik di beberapa titik (biasanya dekat setengah jalan) selama cairan yang keluar dari mesin. Defibrillator eksternal yang memanfaatkan gelombang Biphasic sekarang tersedia dan berlisensi untuk penggunaan klinis. Perangkat ini memiliki sejumlah keunggulan. Guncangan energi rendah biphasic adalah sebagai efektif sebagai guncangan energi yang lebih tinggi monophasic. Hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit kerusakan miokardium dan frekuensi berkurang pasca-shock kontraktilitas dan masalah arrhythmic. Hal ini memungkinkan lebih kecil, baterai yang lebih ringan untuk digunakan dengan perpanjangan masa pakai baterai defibrilator.
Defibrillator konvensional menghasilkan guncangan monophasic mana arus mengalir dalam satu arah. Teknologi gelombang biphasic telah dikembangkan dari kerja elektrofisiologi pada desain defibrillator implant. Dengan guncangan biphasic arah arus dibalik di beberapa titik (biasanya dekat setengah jalan) selama cairan yang keluar dari mesin. Defibrillator eksternal yang memanfaatkan gelombang Biphasic sekarang tersedia dan berlisensi untuk penggunaan klinis. Perangkat ini memiliki sejumlah keunggulan. Guncangan energi rendah biphasic adalah sebagai efektif sebagai guncangan energi yang lebih tinggi monophasic. Hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit kerusakan miokardium dan frekuensi berkurang pasca-shock kontraktilitas dan masalah arrhythmic. Hal ini memungkinkan lebih kecil, baterai yang lebih ringan untuk digunakan dengan perpanjangan masa pakai baterai defibrilator.
Bukti
yang dipublikasikan menunjukkan bahwa guncangan gelombang Biphasic dari 200 J
atau kurang aman dan memiliki khasiat setara atau lebih tinggi dari guncangan
gelombang sinusoidal teredam dari 200 atau 350 J J.
Saat ini, produsen yang berbeda dari defibrillator menggunakan tingkat energi yang berbeda. Bentuk gelombang yang tepat digunakan dalam guncangan biphasic sangat bervariasi dengan model yang berbeda. Tingkat energi digunakan dengan guncangan beruntun mungkin tetap konstan atau meningkat tergantung pada mesin. Beberapa parameter yang dapat diprogram, dan dapat pra-dipilih oleh pengguna. Saat ini, ada data komparatif tidak memadai untuk dapat memutuskan yang merupakan tingkat energi yang paling efektif, urutan shock, atau gelombang Biphasic. Karena itu tidak mungkin untuk membuat rekomendasi yang pasti. Dewan menganggap bahwa semua defibrillator Biphasic yang tersedia saat ini memiliki tingkat energi yang diterima.
Informasi lebih lanjut tentang pernyataan bersama yang diterbitkan dalam Obat dan Kesehatan Badan Pengatur (MHRA) Perangkat Alert 2003/0012
Beberapa penelitian pada hewan dan manusia telah menunjukkan bahwa bentuk gelombang menggunakan defibrillator Biphasic lebih efektif untuk menghentikan fibrilasi ventrikel (VF) dibandingkan mereka yang menggunakan bentuk gelombang Monophasic. Setidaknya empat defibrillator Biphasic berbeda umumnya tersedia. Bentuk gelombang Biphasic disampaikan oleh perangkat ini masing-masing memiliki karakteristik bentuk gelombang yang berbeda dan skema kompensasi impedansi dan yang paling penting, berbeda tingkat energi dianjurkan. Bentuk gelombang Biphasic optimal, tingkat energi dan urutan shock (energi meningkat dibandingkan dosis tetap) belum ditentukan.
Studi klinis awal dengan dua perangkat biphasic tersedia menunjukkan kemanjuran yang lebih baik, dengan menggunakan tingkat energi yang lebih rendah, dibandingkan dengan defibrillator monophasic untuk penghentian VF dan kardioversi fibrilasi atrium (AF). 1-3 Salah satu perangkat tersebut menggunakan gelombang eksponensial biphasic dipotong dan memberikan kejutan dengan tingkat energi tetap sebesar 150 J (Philips Heartstream, Seattle, WA, USA). Yang lain menggunakan gelombang Biphasic kotak dan, ketika merawat VF, produsen merekomendasikan pengiriman shock dengan tingkat energi meningkat dari 120 J, 150 J, dan 200 J (Zoll Medical, Boston, MA, USA).
Produsen lain defibrilator biphasic merekomendasikan tingkat energi meningkat dari 200 J, 300 J, dan 360 J (200 J, 200 J, 360 J diterima di Inggris) ketika merawat VF (Medtronic Physio-Control, Redmond, WA, AS) dan defibrillator eksternal otomatis (AED) dari produsen keempat memanfaatkan, rendah tinggi, urutan tinggi energi yang tidak ditentukan (Survivalink, Minneapolis, MN, USA). Ada beberapa bukti dari studi hewan yang energi ini biphasic lebih tinggi mungkin lebih efektif daripada energi yang lebih rendah jika impedansi transthoracic tinggi, 4,5 tetapi hal ini membutuhkan konfirmasi dalam studi klinis manusia.
Maksud dari pernyataan bersama yang diterbitkan dalam Obat dan Kesehatan Badan Pengatur produk (MHRA) Alat Kesehatan Pemberitahuan 2003/0012 adalah untuk memperingatkan pengguna defibrilator untuk kemungkinan kebingungan yang disebabkan oleh fakta bahwa beberapa defibrillator Biphasic dirancang untuk memberikan kejutan dengan energi yang lebih rendah dari devices.6 monophasic Hal ini menyebabkan kebingungan bagi pengguna defibrillator manual dan semi-otomatis yang tidak sepenuhnya akrab dengan defibrilator tersedia bagi mereka, terutama ketika mereka ingin menyampaikan, 200J 200J, 360J urutan tetapi menemukan bahwa biphasic khusus mereka defibrilator akan memberikan energi hanya lebih rendah. Mereka yang mungkin harus menggunakan defibrillator harus menggunakan tingkat energi ditunjukkan dalam petunjuk pabrik yang relevan.
Ini potensi kebingungan ini diperparah karena saat ini tidak ada "energi urutan standar" yang dapat diterapkan untuk semua defibrillator yang menggunakan bentuk gelombang biphasic; tingkat energi yang direkomendasikan oleh berbagai produsen berbeda. Oleh karena itu J 200, 200 J, 360 J urutan guncangan yang direkomendasikan oleh Dewan Resusitasi Eropa (ERC) dan Dewan Resusitasi (Inggris) untuk digunakan dengan defibrillator monophasic tidak tepat sebagai pendekatan umum untuk semua perangkat biphasic.
Hal ini seharusnya tidak ditafsirkan bahwa tidak patut untuk menggunakan urutan meningkatnya guncangan dari 200 J dan di atas ketika ini dianjurkan oleh produsen defibrilator biphasic spesifik, asalkan ada bukti teknis dan klinis yang menunjukkan bahwa ini adalah baik aman dan efektif.
Sampai data lebih lanjut tentang kemanjuran komparatif dari perangkat ini biphasic menjadi tersedia, Pernyataan tentang Bentuk gelombang Biphasic dibuat oleh Dewan Resusitasi (Inggris) pada bulan September 2002 tetap berlaku. Paragraf terakhir dari pernyataan ini dikutip di bawah ini:
"Saat ini, produsen yang berbeda dari defibrillator menggunakan tingkat energi yang berbeda ini bentuk gelombang yang tepat digunakan dalam guncangan biphasic sangat bervariasi dengan model yang berbeda.. Tingkat energi digunakan dengan guncangan beruntun mungkin tetap konstan atau meningkat tergantung pada mesin. Beberapa parameter yang diprogram,dan dapat pra-dipilih oleh pengguna. Saat ini, ada data komparatif tidak memadai untuk dapat memutuskan yang merupakan tingkat energi yang paling efektif, urutan shock, atau gelombang Biphasic Karena itu tidak mungkin untuk membuat rekomendasi yang pasti.. Dewan menganggap bahwa semua defibrillator Biphasic yang tersedia saat ini memiliki tingkat energi yang dapat diterima. "
Saat ini, produsen yang berbeda dari defibrillator menggunakan tingkat energi yang berbeda. Bentuk gelombang yang tepat digunakan dalam guncangan biphasic sangat bervariasi dengan model yang berbeda. Tingkat energi digunakan dengan guncangan beruntun mungkin tetap konstan atau meningkat tergantung pada mesin. Beberapa parameter yang dapat diprogram, dan dapat pra-dipilih oleh pengguna. Saat ini, ada data komparatif tidak memadai untuk dapat memutuskan yang merupakan tingkat energi yang paling efektif, urutan shock, atau gelombang Biphasic. Karena itu tidak mungkin untuk membuat rekomendasi yang pasti. Dewan menganggap bahwa semua defibrillator Biphasic yang tersedia saat ini memiliki tingkat energi yang diterima.
Informasi lebih lanjut tentang pernyataan bersama yang diterbitkan dalam Obat dan Kesehatan Badan Pengatur (MHRA) Perangkat Alert 2003/0012
Beberapa penelitian pada hewan dan manusia telah menunjukkan bahwa bentuk gelombang menggunakan defibrillator Biphasic lebih efektif untuk menghentikan fibrilasi ventrikel (VF) dibandingkan mereka yang menggunakan bentuk gelombang Monophasic. Setidaknya empat defibrillator Biphasic berbeda umumnya tersedia. Bentuk gelombang Biphasic disampaikan oleh perangkat ini masing-masing memiliki karakteristik bentuk gelombang yang berbeda dan skema kompensasi impedansi dan yang paling penting, berbeda tingkat energi dianjurkan. Bentuk gelombang Biphasic optimal, tingkat energi dan urutan shock (energi meningkat dibandingkan dosis tetap) belum ditentukan.
Studi klinis awal dengan dua perangkat biphasic tersedia menunjukkan kemanjuran yang lebih baik, dengan menggunakan tingkat energi yang lebih rendah, dibandingkan dengan defibrillator monophasic untuk penghentian VF dan kardioversi fibrilasi atrium (AF). 1-3 Salah satu perangkat tersebut menggunakan gelombang eksponensial biphasic dipotong dan memberikan kejutan dengan tingkat energi tetap sebesar 150 J (Philips Heartstream, Seattle, WA, USA). Yang lain menggunakan gelombang Biphasic kotak dan, ketika merawat VF, produsen merekomendasikan pengiriman shock dengan tingkat energi meningkat dari 120 J, 150 J, dan 200 J (Zoll Medical, Boston, MA, USA).
Produsen lain defibrilator biphasic merekomendasikan tingkat energi meningkat dari 200 J, 300 J, dan 360 J (200 J, 200 J, 360 J diterima di Inggris) ketika merawat VF (Medtronic Physio-Control, Redmond, WA, AS) dan defibrillator eksternal otomatis (AED) dari produsen keempat memanfaatkan, rendah tinggi, urutan tinggi energi yang tidak ditentukan (Survivalink, Minneapolis, MN, USA). Ada beberapa bukti dari studi hewan yang energi ini biphasic lebih tinggi mungkin lebih efektif daripada energi yang lebih rendah jika impedansi transthoracic tinggi, 4,5 tetapi hal ini membutuhkan konfirmasi dalam studi klinis manusia.
Maksud dari pernyataan bersama yang diterbitkan dalam Obat dan Kesehatan Badan Pengatur produk (MHRA) Alat Kesehatan Pemberitahuan 2003/0012 adalah untuk memperingatkan pengguna defibrilator untuk kemungkinan kebingungan yang disebabkan oleh fakta bahwa beberapa defibrillator Biphasic dirancang untuk memberikan kejutan dengan energi yang lebih rendah dari devices.6 monophasic Hal ini menyebabkan kebingungan bagi pengguna defibrillator manual dan semi-otomatis yang tidak sepenuhnya akrab dengan defibrilator tersedia bagi mereka, terutama ketika mereka ingin menyampaikan, 200J 200J, 360J urutan tetapi menemukan bahwa biphasic khusus mereka defibrilator akan memberikan energi hanya lebih rendah. Mereka yang mungkin harus menggunakan defibrillator harus menggunakan tingkat energi ditunjukkan dalam petunjuk pabrik yang relevan.
Ini potensi kebingungan ini diperparah karena saat ini tidak ada "energi urutan standar" yang dapat diterapkan untuk semua defibrillator yang menggunakan bentuk gelombang biphasic; tingkat energi yang direkomendasikan oleh berbagai produsen berbeda. Oleh karena itu J 200, 200 J, 360 J urutan guncangan yang direkomendasikan oleh Dewan Resusitasi Eropa (ERC) dan Dewan Resusitasi (Inggris) untuk digunakan dengan defibrillator monophasic tidak tepat sebagai pendekatan umum untuk semua perangkat biphasic.
Hal ini seharusnya tidak ditafsirkan bahwa tidak patut untuk menggunakan urutan meningkatnya guncangan dari 200 J dan di atas ketika ini dianjurkan oleh produsen defibrilator biphasic spesifik, asalkan ada bukti teknis dan klinis yang menunjukkan bahwa ini adalah baik aman dan efektif.
Sampai data lebih lanjut tentang kemanjuran komparatif dari perangkat ini biphasic menjadi tersedia, Pernyataan tentang Bentuk gelombang Biphasic dibuat oleh Dewan Resusitasi (Inggris) pada bulan September 2002 tetap berlaku. Paragraf terakhir dari pernyataan ini dikutip di bawah ini:
"Saat ini, produsen yang berbeda dari defibrillator menggunakan tingkat energi yang berbeda ini bentuk gelombang yang tepat digunakan dalam guncangan biphasic sangat bervariasi dengan model yang berbeda.. Tingkat energi digunakan dengan guncangan beruntun mungkin tetap konstan atau meningkat tergantung pada mesin. Beberapa parameter yang diprogram,dan dapat pra-dipilih oleh pengguna. Saat ini, ada data komparatif tidak memadai untuk dapat memutuskan yang merupakan tingkat energi yang paling efektif, urutan shock, atau gelombang Biphasic Karena itu tidak mungkin untuk membuat rekomendasi yang pasti.. Dewan menganggap bahwa semua defibrillator Biphasic yang tersedia saat ini memiliki tingkat energi yang dapat diterima. "
Pengenalan teknik alat Defibrilator
Prinsip Dasar Defibrilatorprinsip kerja Defibrilatoryaitu arus listrik masuk kerangkaian catu daya, lalu disearahkan menggunakan dioda. saat tombol Charge ditekan akan mengisi kapasitor setelah kapasitor terisih penuh, tombol Shock ditekan akan melepaskan muatan listrik yang ada di kapastor ke pasien melalui media paddle sternum dan paddle apex.
Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrilator Dibagi Dalam Tiga Tahap:
a. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian
b. Pengisian energi (charge) pada kapasitor
c. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge)
BAGIAN – BAGIAN ALAT ( STANDAR )
1. Paddle/Elektroda
Sebagai perantara dalam pemberian kejutan energy kejantung pasien.
2. Control Panel
Untukmengatur keluaran energi yang akan dikeluarkan dan menampilkan hasil dalam bentuk display. Yang terdiri dari :
a) Main Swicth Power:
Sebagai saklar on/off
b) EnergySelector:
Untuk mengatur besarnya energy yang akandikeluarkan.
c) Display:
Untuk menampilkan hasil mode pengukuran dalambentuk grafik.
d) Contrast :
Untuk mengatur terang cahaya pada display.
e) Sycn :
Untuk menghubungkan antara paddle dengan display panel.
f) PaddleButton :
untuk membuang energi kejut berupa muatan listrikYang terdiri dari Strenum (jantung bagianatas) dan Apex (jantung bagian bawah)
3. GEL:
Sebagai media konduktif/perantara antara elektrodadantubuh.
4. Kabel EKG:
Untuk memberikan informasi sinyal jantung pada pasien.
SOP PENGGUNAAN ALAT
a. Sambungkan alat dengan catu daya.
b. Hidupkan pesawat pada Main Swicth Power.
c. Tunggu sampai lampu pada display menyala.
d. Alat siap digunakan.
e. Setting Energi Selectoryang akan diberikan ke jantung pasien.
f. Oleskan Gel pada paddle dan tubuh pasien.
g. Letakan kedua paddle pada sisi atas (strenum) dan bawah jantung (apex).
h. Tunggu pengisian muatan energi (charge) sampai alarm ready pada display bunyi dan tekan Paddle button untuk melepaskan muatan energi (discharge).
i. Pasang kabel EKG jika ingin menampilkan sinyal jantung pasien
j. Hasil muatan energi yang dikeluarkan dan kondisi sinyal jantung pasien dapat di cetak dengan menekan print.
k. Setelah selesai digunakan, matikan alat pada main power switch
l. Bersihkan Alat dan Kembalikan pada posisi semula Alat yang telah digunakan.
PEMELIHARAAN
a. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
b. Cek dan periksa kondisi elektroda
c. Cek fungsi tombol/swicth, perbaikibila rusak
d. Cek baterai, lampu indikator dalam kondisi baik
e. Cek sistem catu daya, perbaiki bila rusak
f. Cek fungsi tombol charge dan discharge
g. Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat
h. Lakukan pengukuran arus bocor
i. Lakukan pengukuran energi (watt/joule)
j. Lakukan uji kinerja alat
TEST JOULE DEFIBRILATOR
1. Nyalakan alat
2. Tentukan joule, misalnya 30 joule
3. Tekan tombol charge pada elektroda defibrilator
4. suara Alarm defibrilator akan berbunyi menandakan energy pada defibrilator sudah siap 30 joule
5. tekan tombol charge dan discharge bersamaan
6. Lalu lihat hasilnya di display atau dengan menekan tombol print bila ingin di print, maksimal selisih 3joule
7. Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator maka dapat menggunakan defianalyzer dengan penunjukkan meter.
Blok Diagram
Secara garis besar cara kerja blog diagram diatas adalah sumber tegangan masuk memberikan tegangan pada blok power supply, outputan dari power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga outputanya berupa tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan dibuang menuju padlle atau elektroda. Sedangkan pada blog pembangkit tegangan digunakan untuk menguatkan tegangan yang nantinyamasuk pada blog SAG Mutltiplier. SAG Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan didapatkan tegangan Dcyang tinggi. Output dari SAG Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi. Dan akan masuk pada blok pengisisan pada power kapasitor. Kemudian diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh control waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau padlle akan di exposure pada pasien efek diberikan discharge kapasitor akan memberikan impuls yang kuat ke jantung dengan harapan agar aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas kembali dengan satuan joule .
Jadwal maintenance defibrilator berkala
Maintenance atau pengecekan alat defibrilator dilakukan agar sebelum alat digunakan tidak ada kerusakan, atau kendala
Berikut merupakan jadwal maintenance defibrilator
a. 1 hari sekali lakukan pengetesan joule (kalibrasi)
b. 3 bulan sekali Pengecekan elektroda
c. 6 bulan sekali pengecekan pada baterai
d. 1 tahun sekali dilakukan kalibrasi
Trouble shooting
Tindakan alat Kesalahan Tindakan manual
Alat tidak bisa mentriger Kapasitor,selektor charger Periksa kontraktor pada relay, tegangan baterai
Indikator lowbatt terus menyala Baterai , charger baterai, konektor charger baterai Periksa baterai , bersihkan konektor charger baterai, periksa charger baterai
Penunjuk meter menunjukan muatan kapasitor tetapi tidak bisa mentriger Konektor paddle , konektor relay Periksa paddle, bersihkan konektor relay
Semua lampu indikator menyala Baterai masih bisa untuk pengoprasian kapasitorsampai lampu hijau padam Lakukan pengisian ulang baterai ,lampu hijau mulai padam
pengertian Defibrillator
Defibrillator adalah alat untuk
memberikan terapi energi listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien
melalui electrode (pedal) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien.
Sedangkan tindakan pengobatan definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup,
fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini
merupakan depolarizes massa kritis dari otot jantung, mengakhiri aritmia, dan
memungkinkan irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan alat pacu jantung
alami tubuh, di node sinoatrial jantung.
Pesawat Defibrilator digunakan untuk
membantu para medis dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada
jantung (cardioarrytmia). Pada pasien yang mengalami kegagalan jantung
seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah
parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, unutk
mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka
digunakan alat yang disebut defibrilator.
Dengan memberikan ransangan arus listrik
pada sel-sel ventrikuler jantung sehingga semua sel akan diharapkan melewati
masa krisis secra bersamaan dan diharapkan jantung akan mulai berdenyut secara
teratur.
Fungsi Alat
Digunakan resusitasi jantung
pada saat jantung pasien mengalami fibrilasi, dengan memberi kan energi
kejut listrik untuk mengaktifkan kembali aktivitas jantung.
Persiapan Awal
- Hubungkan battery charger ke jala-jala listrik kemudian hidupkan.
- Letakkan pesawat diatas charger.
- Biarkan sampai lampu indivator dari charger defribllator menunjukkan bahwa battery pesawat defibrillator telah terisi penuh.
Blog Diagram
Secara garis besar cara kerja blog
diagram diatas adalah tegangan PLN masuk memberikan tegangan pada blok power
supply, outputan dari power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga
outputanya berupa tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver
relay dan pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control
waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai timer atau
lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan dibuang menuju padlle
atau elektroda. Sedangkan pada blog pembangkit tegangan digunakan untuk
menguatkan tegangan yang nantinyamasuk pada blog SAG Mutltiplier. SAG
Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan didapatkan tegangan
Dcyang tinggi. Output dari SAG Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi. Dan
akan masuk pada blok pengisisan pada power kapasitor. Kemudian diberikan pada
elektroda yang sebelumnya diatur oleh control waktu discharge tadi. Dan dari
elektroda atau padlle akan di exposure pada pasien efek diberikan discharge
kapasitor akan memberikan impuls yang kuat ke jantung dengan harapan agar
aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas kembali dengan satuan
joule.
Blok Rangkaian
Blok Diagram Pesawat
Keterangan Blok Diagram :
- Power Supply
Merubah tegangan AC dari jala-jala
PLN menjadi DC sebesar 24V
yang dibutuhkan oleh
rangkaian lain.
2. Switch Charge
Berfungsi untuk pengisian kapasitor.
3. Paddle
dan Waktu Pemberian Shock
Pesawat dilengkapi dengan elektrode
yang dapat dipasang langsung
(dihubungkan) dengan pasien,
yang dilengkapi timer.
Cara Kerja Rangkaian
- Power Supply
- Charging contact difungsikan untuk pengisian baterai 20×1-2V secara otomatis.
- Bila baterai penuh tegangannya sebesar 24V, lampu indikator led 1 menyala.
- D9 dan D10 desusun seri, berfungsi sebagai pengaman, bila tegangan charging contact
- SW1 On, maka terjadi pembagian tegangan antara R12 dan VR1 sehingga TR3 kerja karena mendapat supply tegangan dari VR1.
- Lampu indikator led 2 nyala apabila baterai lemah.
- Switch Charge
- Pada saat SW2 diposisikan ke charge maka D13 mendapat supply tegangan dan basis TR4 mendapat supply negatif dari R14 sehingga TR4 kerja.
- Relay 2 kerja dan kontak relay 2A dan 2B normaly open. Bersamaan dengan itu relay 4 kerja dan kontak 4A normaly close. Sehingga SW2 tetap pada posisi charge.
- Sehingga tegangan menuju primer trafo pada titik red & blue. Gulungan terbanyak masuk kolektor TR1 dan gulungan yang sedikit masuk ke kolektor TR2 dan emitor TR1, TR2 terhadap
- TR1 dan TR2 kerja karena kontak 3A dan 3B pada posisi normaly close. Kedua transistor tersebut bekerja secara bergantian dan bekerjanya tergantung dari osilator (60 Hz) yang mendapat supply dari kumparan A.
- Saat sekundr T1 mendapat supply tegangan melalui multiplier sehingga siap melakukan pengisian pada C18 bersamaan dengan itu R3 dan R4 dialiri arus. Ketika C18 (kapasitor power) terisi penuh maka SC1 nyala relay 3 kerja sehingga kontak 3A dan 3B pada normaly open dan TR1, TR2 cut off.
- Power selector kapasitor yang sudah terisi penuh dapat dikurangi dengan cara SW2 digeser pada posisi discharge sampai energi yang dibutuhkan, yang dapat dilihat pada meter yang diatur.
3. Paddle dan
Kontrol Waktu Pemberian Shock
- Paddle siap pada pasien.
- SW2 digeser pada posisi tengah.
- PB1 dan PB2 di On kan secara bersamaan yang menyebabkan relay 1 kerja, kontak relay 1A normaly close, maka pemberian shock
- Lamanya shock tergantung pengisian C17 sampai penuh yang diatur VR2 dan dibatasi oleh R18.
- Saat C17 penuh, TR5 cut off karena basis tidak mendapat supply tegangan yang menyebabkan relay 1 tidak kerja dan kontak relay 1A kembali keposisi normaly open sehingga pemberian shock
Elektroda Defibrillator
Salah satu aspek yang paling penting
dari suatu sistem defibrillator adalah elektroda. Hal ini merupakan hal yang
esensil yang membantu kontak yang baik dengan tubuh agar energi yang
berasaldari defibrillator mencapai jantung dant idak terdisipasi/terbuang di
antara interface kulit-elektroda. Bila energy mengalami disipasi pada interfaceini,
dapat mengakibatkan kebakaran yang serius pada pasien yang selanjutnya
mengalami komplikasi keadaankritis. Untuk menjaga kontak yang baik, elektroda
harus terpasang dengan rapat/pas pada pasien. Biasanya pada elektroda kita
dilengkapi dengan saklar yang diakatifkan oleh gaya, agar jika elektroda yang
dikenakan pada tubuh tidak cukup gaya tekanannya maka rangkaian tidak
akan bekerja dan pulsa defibrillasi tidak akan mungkin dilepaskan.
Aspek kedua yang harus selalu
dipertimbangkan adalah keselamatan penggunaan elektroda
defibrillator.Elektroda harus terisolasi dengan baik agar keluaran defibrillator
tidak memungkinkan mengaliri tangan operator. Oleh karena itu perlu
diperhatikan aspek keamanan listrik defibrillator dan elektrodanya.
Sedikitnya ada empat jenis elektroda
yang digunakan untuk defibrilator, yaitu:
- Standard anterior electrode
Elektroda jenis ini mempunyai
permukaan metal yang luas dan berbentuk cakram (disk) dan mempunyai gagang yang
terisolasi dan tegak lurus terhadap permukaan cakram elektroda tersebut. Kabel
tegangan tinggi berada di samping, tombol saklar ibu jari yang mengendalikan
pulsa discharge berada di ujung atas gagang.Elektroda yang digunakan ada
dua biasa disebut anterior-anterior. Untuk melakukan defibrillasi, satu
elektroda ditempatkan di dada tepat di atas jantung dan elektroda kedua
ditempatkan pada sisikiri dada pasien. Pasta (jelly) konduktif
dibalurkan pada elektroda untuk menjamin transfer muatan yang efisien dan
mengurangi kebakaran pada kulit.
- Posterior electrode
Konstruksi elektroda ini datar dan
dirancang agar pasiendapat dilektakkan di atasnya. Posterior paddle
dipasangkan dengan satu anterior-paddle untuk membentuk pasangan yang
disebut anterior-posterior.
- D-ring anterior electrode.
Anterior paddle yang modern
adalah jenis D-ring. Jenis paddle ini digunakan pada defibrillator model
terbaru dan telah popular pada model-model yang portable.
- Paddle
Paddle ini digunakan pada saat melakukan operasi jantung-terbuka
untuk memberikan kejutan listrik jantung pada myocardium.
Kalibrasi Defribrillator
- Setelah baterai pesawat telah diisi muatan lakukan pengecekan dengan melakukan pengisian muatan capasitor pada muatan tertentu.
- Tembakkan pesawat defibrillator ke pesawat chargernya.
- Apabila lampu indikator pembuangan menyala maka pesawat defibrillator masih dapat bekerja.
- Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator maka dapat menggunakan defianalyzer dengan penunjukkan meter.
Pengoperasian Defibrillator
- Hidupkan pesawat defibrillator dengan menekan tombol ON/OFF.
- Tekan tombol charger untuk pengisian muatan defibrillator,
- Perhatikan meter penunjuk, sesuaikan dengan jumlah muatan yang diinginkan,
- Setelah itu, permukaan elektroda diberi gel untuk mengurangi hambatan dari tubuh pasien, letakkan elektroda rapat ketubuh pasien jangan ada jarak walaupun tipis antara elektroda dengan tubuh pasien, karena ini akan menyebabkan muatan tidak seratus persen sampai ketubuh pasien dan selesaikan tembakan.
Pemeliharaan Defribrillator
- Membersihkan pesawat dari debu dan kotoran,
- Disimpan ditempat yang kering,
- Pada saat selesai digunakan isi kembali battery pada pesawat, agar battery pesawat tidak rusak,
- Habis digunakan diharapkan paddle dalam keadaan bersih dari bekas gel yang telah digunakan,
- Melakukan pengecekkan battery setiap setahun sekali, apakah masih layak digunakan atau tidak,
- Lakukan pembersihan relay (contact relay) setiap enam bulan sekali.
Pembersihan Defribrillator
Pastikan alat dalam keadaan mati dan
tidak terhubung dengan listrik. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara:
- Usap penutup dengan menggunakan kian halus dan bersih, beri cairan disinfektan (alcohol 70%). Pastikan tidak ada cairan yang masuk dalam alat.
- Musnahkan aksesoris sekali akai sesegera mungkin untuk mencegah penggunaan kembali.
- Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan atau air sabun, pastikan sampai kering.
- Spoon electroda dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi dan memakai ethylene oxide.
- Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga, tapi pastikan celah terlepas dari alatnya.
Mengenal Fungsi Defibrillator Sebagai Alat Pacu Jantung
Defibrillator merupakan sebuah alat kesehatan
yang berfungsi untuk pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti
jantung. Atau dalam keadaan lain yang berhubungan dengan tidak normalnya detak
jantung atau yang sering disebut dengan istilah Ventrical Fibrillation dimana
jantung bedetak namun tidak normal dan tidak bisas memompa darah ke seluruh
tubuh.

Defibrillator di sini berfungsi untuk mengejutkan
jantung. Sebuah energi listik yang disalurkan melalui dia elektroda yang
ditempelkan di dada pasien untuk membuat jantung memulai detaknya dengan
kondisi stabil dan normal. Alat ini sekarang dibutuhkan di berbagai
tempat. Tidak hanya di rumah sakit, alat defibrillator ini juga disediakan di
tempat – tempat umum yang sering dikunjungi orang banyak. Hal ini sebagai wujud
kesadaran terhadap pertolongan emergency yang cepat untuk keselamatan jiwa
Jenis Defibrillator
Ada dua jenis Defibrillator yang umum kita jumpai
di pasaran. Pertama adalah jenis Defibrillator Manual dan yang lain adalah
Defibrillatoar Otomatis (AED). Kedua jenis Defibrillator ini memiliki fungsi
yang sama, hanya spesifikasi penggunaanya saja yang berbeda. AED atau Defibrillator
otomatis biasanya digunakan untuk lapangan dan emergency di luar seperti pada
tim SAR, penyelamat pantai dan juga di tempat – tempat umum.
Sedangkan defibrillator manual atau monitor
digunakan di rumah sakit. Jenis defibrillator ini dilengkapi dengan monitor
yang bisa digunakan untuk memonitor grafik EKG dan SpO2. Bentuknya yang lumayan
besar memang cocok digunakan di Rumah Sakit, tidak untuk lapangan walaupun bisa
juga digunakan di lapangan karena biasanya disertai dengan handle untuk
pengangan saat membawa.
Harga Defibrillator
Mungkin kita tidak pernah tahu berapa harga
defibrillator jika tidak bertanya atau diberi tahu. Coba anda bertanya di toko
alat kesehatan yang jual
defibrillator lengkap, berapa harga satu unit defibrillator manual dengan
merk tertentu. Untuk kalangan pribadi memang alat ini sangat tidak terjangkau.
Dan memang alat ini juga tidak digunakan untuk kalangan pribadi karena difungsikan
untuk Rumah sakit atau instansi lain yang membutuhkan. Harga satu unit
defibrillator manual merik cina berkisar antara 45 juta hingga 70 juta rupiah.
Kalau untuk AED biasanya lebih mudah dari itu.
Referensi:Mittal
S, S Ayati, Stein KM, Knight BP, Morady F, Schwartzman D, et
al. Perbandingan gelombang Biphasic baru kotak dengan gelombang gelombang
sinus teredam monophasic untuk defibrilasi ventrikel transthoracic. Zoll
Penyidik. J Am Coll Cardiol 1999; 34: 1595-601.
Schneider T, Martens PR, Paschen H, Kuisma M, Wolcke B,
Gliner BE, et al. Multicenter, acak, percobaan dikontrol dari 150-J
guncangan biphasic dibandingkan dengan 200 - untuk 360-J guncangan monophasic
dalam resusitasi out-of-rumah sakit korban serangan jantung. Dioptimalkan
Respon untuk Penyidik Penangkapan Jantung (ORCA). Sirkulasi 2000;
102: 1780-7.
Mittal S, S Ayati, Stein KM, Schwartzman D, Cavlovich D,
Tchou PJ, dkk. Transthoracic kardioversi fibrilasi atrium: perbandingan
kotak guncangan sinus biphasic dibandingkan teredam gelombang Monophasic. Sirkulasi
2000; 101: 1282-7.
Walker RG, Melnick SB, Chapman FW, Walcott GP, PW
Schmitt, Ideker RE. Perbandingan enam defibrillator eksternal klinis
digunakan pada babi. Resusitasi 2003; 57: 73-83.
Niemann JT, Walker RG, Rosborough JP. Ischemically
Induced Ventricular Fibrilasi (VF): Sebuah Perbandingan defibrilasi
Sumber:
elib.unikom.ac.id/download.php?id=6247





Tidak ada komentar:
Posting Komentar