Rabu, 04 Oktober 2017

Defibilator TEM STIKES MW Kendari


AED Defibrilator adalah produk AED defibrilator yang didesain dengan ukuran ringan dan simpel dan dapat digunakan dalam situasi apapun dan selalu siap mempertahankan kehidupan. membantu memulihkan fungsi jantung normal pada penyakit jantung seperti serangan jantung akut dengan menyediakan analisis fungsi jantung dan jika perlu electroshock.
AED Defibrilator HR-501 memberikan analisis yang tepat dari kondisi tubuh korban dan mengkonfigurasi jumlah yang tepat dari guncangan, menjanjikan keaman dan respon yang lebih cepat.



Alat yang dipergunakan
1. Defibrilator
Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. Enerji dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. Defibrilator diklasifikasikan menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic. Defibrilator monophasic adalah tipe defibrilator yang pertama kali diperkenalkan, defibrilator biphasic adalah defibrilator yang digunakan pada defibrilator manual yang banyak dipasarkan saat ini.
2. Jeli
Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu menghantarkan aliran listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle.

Energi
Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakan monophasic deflbrilator, dapat diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika menggunakan biphasic deflbrilator energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200 joule.

Prosedur defibrilasi
1. Nyalakan deflbrilator
2. Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol enerji
3. Paddle diberi jeli secukupnya.
4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.
5. Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.
6. Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh:
"Enerji siap "
"Saya siap "
"Tim lain siap"
7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi, pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
8. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.

Automated External Defibrilator (AED)
AED adalah sebuah defibrilator yang bekerja secara komputer yang dapat :
1. Menganalisa irama jantung seorang korban yang mengalami henti jantung.
2. Mengenal irama yang dapat dilakukan tindakan defibrilasi ( shock)
3. Memberikan petunjuk pada operator ( dengan memperdengarkan suara atau dengan indikator cahaya)

AED digunakan jika korban mengalami henti jantung :
1. Tidak berespon
2. Tidak bernafas
3. Nadi tidak teraba atau tanda - tanda sirkulasi lain

Elektroda adhesif ditempatkan pada dada korban dan disambungkan ke mesin AED, paddle elektroda mempunyai 2 fungsi yaitu :
1. Menangkap sinyal listrik jantung dan mengirimkan sinyal tersebut ke komputer.
2. Memberikan shock melalui elektroda jika terdapat indikasi.

B. KARDIOVERSI
Kardioversi adalah pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu singkat secara sinkron.

Indikasi
1. Ventrikel Takikardi
2. Supra Ventrikel Takikardi
3. Atrial flutter
4. Atrial Fibrilasi

Alat yang dipergunakan
1. Defibrilator yang mempunyai modus sinkron
2. Jeli
3. Troli emergensi, terutama alat bantu napas
4. Obat-obat analgetik dan sedatif
5. Elektrode EKG

Energi
Enerji awal untuk SVT dan Atrial Flutter adalah 50 joule, apabila tidak berhasil enerji dapat dinaikan menjadi 100 joule, 200 joule, 300 joule dan 360 joule.
Untuk VT monomorphic dan Atrial Fibrilasi, enerji awal adalah 100 jule dan dapat dinaikan sampai 360 joule.
Sedangkan untuk VT polymorphic besarnya energi dan modus yang dipakai sama dengan yang digunakan pada tindakan defibrilasi

Prosedur
Prosedur tindakan kardioversi sama dengan tindakan deflbrilasi, hanya pada saat menekan tombol discharge kedua tombol tersebut harus ditekan agak lama, karena modul yang dipakai adalah modul sinkron dimana pada modul ini energi akan dikeluarkan (diberikan ) beberapa milidetik setelah defibrilator tersebut menangkap gelombang QRS. jika deflbrilator tidak dapat menangkap gelombang QRS enerji tidak akan keluar. Pasien dengan takikardi walaupun mungkin keadaannya tidak stabil akan tetapi kadang pasiennya masih sadar, oleh sebab itu jika diperlukan tindakan kardioversi, maka pasien perlu diberikan obat sedasi dengan atau tanpa analgetik.


Bagian – bagiam Defibrilator

Unit defibrilator mempunyai spesifikasi berbeda antara satu dan yang lainya. Akan tetapi sebuah unit defibrilator umumnya terdiri dari sebuah monitor yang dilengkapi dengan tombol pengaturan energi tegangan. Dua buah elektroda untuk memberikan kejutan stimulasi energi listrik.

Jenis Defibrilator Menurut Arah Kejutan Gelombang

Beberapa jenis defibrilator digunakan di rumah sakit seperti M-Seris Monophasic Defibrilator dan Biphasic Defibrilator. Kedua defibrilator tersebut merupakan jenis defibrilator yang umum digunakan. Selain kedua jenis tersebut ada juga portable defibrilator dan Automatic External Defibrilator(AED).

Monophasic Defibrilator

Adalah defibrilator dengan kejutan gelombang monophasic. Monophasic merupakan jenis gelombang defibrlasi dimana kejutan yang dikirim ke jantung hanya dari satu vektor. Gelombang ini tidak mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan impedansi pasien.
Pada umumnya  semua Monophasic Defibrillator disarankan untuk memberikan energi awal  pada 360 J terhadap pasien dewasa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dapat dipastikan berapa arus maksimum yang disampaikan dalam menghadapi ketidakmampuan untuk mendeteksi impedansi pasien.

Biphasic Defibrillator

Biphasic Defibrilator merupakan defibrilator dimana kejutan energi listrik diberikan dari dua arah. Pertama energi diberikan seperti kerja monophasic defibrilator. Namun setelah tahap ini selesai dilakukan, arus listrik berbalik arah.
Keunggulah biphasic defibrilator adalah bentuk gelombang yang dapat menurunkan ambang listrik sehingga defibrilasi dapat mencapai keberhasilan. Beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa bentuk gelombang biphasic merupakan gelombang yang paling stabil mempertahankan bentuk dan waktu.
Selain itu gelombang biphasic juga tidak terpengaruh  terhadap impedansi pasien. Keunggulan yang lain adalah dalam hal menyesuaikan dengan impedansi pasien.  Gelombang biphasic menyesuaikan impedasi pasien dengan cara memvariasi karakteristik gelombang. Ini sangat bagus karena dengan hal terebut, pasien dengan impedansi tinggi akan mempunyai kesempatan yang sama untuk bertahan hidup.

Perbedaan Biphasic dan Monophasic Defibrillator

Pada dasarnya defibrilasi yang dilakukan Monophasic dan Biphasic defibrilator adalah sama. Meskipun demikian tetap saja ada perbedaan diantara keduanya. Berikut beberapa perbedaan yang mencolok dari monophasic dan biphasic defibrilator
  • Kejutan gelombang energi listrik diberikan oleh monophasic defibrilator  hanya satu arah dari satu elektroda. Sedangkan pada Biphasic defibrilator kejutan diberikan dua arah dengan mengubah polaritas elektroda.
  • Kejutan defibrilator biphasic lebih efektif daripada monophasic. Hal ini berkaitan langsung dengan energi listrik yang diberikan oleh biphasic berasal dari dua arah.
  • Energi yang digunakan monophasic defibrilator lebih tinggi daripada biphasic defibrilator. Perbandingan jumlah energi yang digunakan, 360 Joule yang dilakukan Monophasic, dapat dicapai hanya 200 Joule untuk Biphasic Defibrillator. Hal ini secara teoritis dapat  mengurangi kerusakan pada otot jantung.

Gambaran Penggunaan Defibrilator

Secara umum telah kita ketahui bahwa unit defibrilator digunakan untuk memberikan kejut atau guncangan pada jantung dalam kondisi gangguan jantung yang mengancam kehidupan. Elektorda pada mesin defibrilator diletakan diatas dada pasien kemudian energi listrik pada dengan jumlah tertentu dilepaskan.
Sebelum melakukan hal itu biasanya dada pasien terlebih dahulu dibersihkan dan diberikan gel perekat elektrode. Kemudian elektroda dihubungkan dengan mesin dan moitor dijalankan. Sebaiknya dokter atau perawat berdiri pada jarak beberapa kaki dari pasien. Ini untuk memberikan kekuatan pada saat mnempelkan elektroda pada tubuh pasien.
Untuk lebih memperjelas pemahaman kita tentang cara menggunakan defibrilator. Berikut tahap – tahap penggunaan defibrilator
  • Siapkan peralatan yang diperlukan
  • Tempatkan defibrilator pada tempat yang kering dan kuat
  • Nyalakan Unit Defibrilator – Pada beberapa model harus menggunakan dialing. Bateray defibrilator harus terisi penuh. Pada layar akan tertera kuantitas tegangan batreray.
  • Masukan kabel – kabel penghubung ke reseptor (Defibrilator manual)
  • Pasang bantalan defibrilasi  untuk menghubungkan kebel lead
  • Pasang self-adhesive defibrilasi pads
  • Oleskan gel sebelum proses dilakukan
  • Letakan pegangan elektroda diatas dada pasien – Ada beberapa posisi peletakan elektroda. Anterolateral : satu pegangan/ pad ditempelkan di sebelah kanan stemum atas atau dibawah tulang slangka dan pegangan yang lain diletakan di sebelah kiri puting dada bagian kiri. Anteroposterior : Adalah peletakan elektroda dimana satu pad elektroda ditempatkan di sisi dada kiri dan dibawh klavikula sedangkan yang lain diletakan di sisi kiri belakang dibawah tulang belikat.
  • Setelah itu dilakukan kini tinggal penaturan energi listrik yang akan digunakan untuk pacu jantung.
  • Perangkat Defibrilator Geaombang Biphasic pengaturan energi awal atau default nya 200 Joule. Sedangkan untuk monophasic 360 Joule.
  • Tekan “charge” untuk memberikan energi listrik. Pada defibrilator manual biasanya terdapat pada pad elektroda.
Penjelasan tersebut hanya gambaran sekilas penggunaan defibrilator. Sekedar memberikan pengertian bahwa penggunaan unit defibrilator benar- benah harus dengan prosedur dan dilakukan oleh orang yang telah bepengalaman.

Beberapa Contoh Defibrilator Konvensional

Untuk menambah penjelasan dan pemahaman kita tentang defibrilator, berikut kami sajikan  beberapa contoh defibrilator yang  menjadi rujukan standar pelayanan di rumah sakit.

Metsis Life-Point Plus

metsis lifepoint plus
metsis lifepoint plus
Life-Point Plus Metsis Defibrillator merupakan alat medis sebagai pertolongan untuk melakukan tindakan defibrilasi. Mengembalikan ritme EKG abnormal pada saat jantung mengalami fibrilasi ventrikel. Dengan Teknologi terbaru dan karakteristik teknis gelombang Biphasic Life-Point Plus siap digunakan dalam kondisi apapun.
Metsis Life-Point Plus  dapat dipakai di semua rumah sakit, klinik di seluruh dunia. Dengan layar warna yang lebar serta kemudahan penggunaanya menjadi solusi terbaik untuk pengguna profesional. Untuk melihat spesifikasi dan fitur lengkapnya, silahkan klik di spesifikasi Metsis Life-Point Plus Defibrillator
Mindray Defibrillator
Defibrillator merupakan alat yang diharapkan terdapat disemua jenis rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan. Salah sati Brand terkenal di dunia yang menjadi rujukan di berbagai rumah sakit adalah Mindray. Beberapa produk Mindray yang sangat tepat sebagai alat penunjang defibrilasi adalah BeneHeart D3 dan BeneHeart D6.
Mindray BeneHeart D6
Mindray BeneHeart D6
Mindray Beneheart D3
Mindray Beneheart D3
Demikian sedikit ulasan singkat tentang Defibrilator Alat Pacu Jantung. Mudah – mudahan dapat menambah wawasan kita dan kami berharap tulisan ini bermanfaat untuk pembaca semua. Terimakasih atas atensinya. Sampai jumpa pada pembahasan di postingan baru selanjutnya. Terima kasih.
SHARE ON
Pengertian Defibrillator

Ketika tiba-tiba serangan serangan jantung, CPR saja tidak menyelamatkan nyawa - itu hanyalah tindakan sementara yang mempertahankan aliran oksigen minimal ke otak. Defibrilasi dini diperlukan untuk membangun kembali detak jantung teratur.
Defibrilator dapat memberikan kejutan listrik terkontrol untuk hati yang memiliki irama yang mengancam jiwa, seperti fibrilasi ventrikel (VF). Dalam VF, aktivitas kacau jantung mencegah darah dari memompa ke tubuh dan otak. Tegangan disimpan oleh defibrilator melakukan arus listrik (shock) melalui dada dengan cara elektroda atau pads ditempatkan pada dada. Ini pulsa singkat menghentikan aktivitas saat kacau hati, memberikan hati kesempatan untuk memulai kembali dengan ritme normal.
Defibrilator ini menggunakan energi untuk memberikan kejutan. Jumlah energi yang digunakan tergantung pada:
·         Berapa tegangan digunakan
·         Berapa banyak saat ini disampaikan
·         Durasi (panjang) dari shock
Energi diukur dalam joule (J). Defibrillator eksternal dapat menawarkan berbagai pilihan energi. Jadi yang disebut "rendah energi" defibrillator adalah mereka yang membatasi pilihan energi mereka untuk 200J atau kurang. Defibrillator energi meningkat menawarkan berbagai energi, dimulai dengan tingkat energi rendah dengan pilihan untuk meningkatkan tingkat energi untuk kejutan berikutnya.
Banyak orang bingung saat ini dan energi. Pembedaan ini penting dalam defibrilasi, karena defibrillator sering dijelaskan dalam hal energi (misalnya, 200J) tetapi mereka saat ini - bukan energi - yang defibrillates. Defibrilasi yang berhasil membutuhkan bahwa saat ini cukup dikirimkan ke otot jantung selama goncangan.
Gelombang arus listrik memiliki bentuk yang dapat ditarik sebagai "gelombang". Bentuk gelombang ini menunjukkan bagaimana arus perubahan saat ini dari waktu ke waktu selama kejutan defibrilasi. Bagian tertinggi dari gelombang saat ini disebut "arus puncak". Puncak terlalu banyak saat ini selama shock dapat melukai jantung. Ini adalah arus puncak (bukan energi) yang bisa melukai jantung.
Defibrilasi membutuhkan pendekatan tengah-of-the-road sejati. Anda harus memiliki cukup saat ini mencapai jantung untuk defibrillate jantung (menghentikan irama mematikan), tetapi tidak begitu banyak arus puncak yang Anda berisiko merusak jantung. Bahkan, rendah energi guncangan dari beberapa defibrillator memberikan puncak yang lebih tinggi saat ini dari energi yang lebih tinggi guncangan dari jenis lain defibrillator.
Impedansi adalah resistensi tubuh terhadap aliran arus. Beberapa orang secara alami memiliki impedansi lebih tinggi daripada yang lain.

Faktor-faktor tertentu juga dapat meningkatkan impedansi, seperti:
·         Sebuah dada besar dan / atau berbulu
·         Sangat kering
·         Kelebihan udara di paru-paru
·         Yang tidak benar penerapan elektroda defibrilasi
Anda tidak dapat mengetahui apakah seseorang memiliki impedansi tinggi hanya dengan melihat dia. Jika impedansi tinggi, jantung tidak dapat menerima cukup saat ini untuk defibrilasi untuk menjadi sukses. Lebih saat ini dapat disampaikan dengan meningkatkan tegangan dan dengan meningkatkan energi dipilih (joule lebih) pada defibrillator.
Bentuk gelombang Biphasic menyesuaikan impedansi dengan memvariasikan karakteristik bentuk gelombang mereka. Bagaimana bentuk gelombang masing-masing menyesuaikan untuk impedansi memiliki konsekuensi penting - mungkin menentukan apakah hidup seseorang disimpan.
Hal ini penting untuk mengetahui bagaimana masing-masing gelombang Biphasic menyesuaikan untuk impedansi untuk memastikan bahwa impedansi tinggi orang akan memiliki kesempatan yang sama untuk bertahan hidup seperti mereka yang mudah defibrillated.
Banyak studi klinis menunjukkan keberhasilan rendah energi gelombang Biphasic dilakukan di elektro-fisiologi laboratorium dalam kondisi ideal. Dalam kehidupan nyata, keadaan darurat jantung jauh kurang diprediksi. Banyak faktor yang mempengaruhi kemungkinan keberhasilan defibrilasi: waktu berlalu sebelum guncangan pertama diberikan, penempatan bantalan elektroda, tingkat impedansi seseorang dan kondisi kesehatan tertentu. Oleh karena itu, mungkin diperlukan lebih saat ini, durasi syok lagi, dan / atau peningkatan tegangan untuk memastikan keberhasilan. Saat ini arus perubahan dengan waktu selama kejutan defibrilasi. Ketika ditarik pada grafik, ini dikenal sebagai bentuk gelombang. Hati merespon secara berbeda terhadap bentuk gelombang yang berbeda, yang mengapa pengenalan biphasic bentuk gelombang untuk defibrillator eksternal dapat memiliki dampak positif.

Monophasic dibandingkan biphasic bentuk gelombang

Selama beberapa dekade, defibrillator telah menggunakan bentuk gelombang Monophasic. Dengan bentuk gelombang Monophasic, arus mengalir dalam satu arah, dari satu elektroda ke yang lain, menghentikan jantung sehingga memiliki kesempatan untuk memulai kembali sendiri. Dengan bentuk gelombang Biphasic, arus mengalir dalam satu arah pada tahap pertama shock dan kemudian membalikkan untuk tahap kedua. Pertama digunakan dalam komersial defibrillator implant, bentuk gelombang Biphasic sekarang "standar emas" untuk perangkat tersebut.
Tersedia penelitian menunjukkan bahwa bentuk gelombang Biphasic lebih efektif dan menimbulkan lebih sedikit risiko cedera pada jantung daripada bentuk gelombang Monophasic, bahkan ketika tingkat energi kejut adalah sama. Inilah sebabnya mengapa produsen defibrillator eksternal sekarang menggunakan bentuk gelombang Biphasic di perangkat mereka.
Meskipun penelitian terbaru menunjukkan defibrilasi biphasic lebih efektif daripada monophasic, Pedoman Internasional 2000 yang diterbitkan oleh negara American Heart Association (AHA): "Rekomendasi ini baru tidak berarti bahwa perawatan dengan menggunakan pedoman masa lalu (untuk perangkat monophasic) adalah baik aman atau tidak efektif. "
Namun, bentuk gelombang Biphasic menjadi standar baru perawatan di defibrillator eksternal. Itu sebabnya sebagian besar organisasi memilih bentuk gelombang Biphasic saat membeli defibrillator eksternal baru hari ini.
Di masa lalu hanya ada satu jenis defibrilasi transthoracic, yaitu standar dibasahi sinus gelombang kejut monophasic. Selama bertahun-tahun penelitian, teori impedansi dan waktu guncangan sudah menumpuk dalam praktek standar saat ini dari 25 £ tekanan (jika menggunakan pads) dengan tiga "kejutan ditumpuk". Kuncinya telah menjadi penggalangan berurutan energi dari 200j, untuk 300j, untuk maksimal 360j, kemudian setelah guncangan berikutnya di 360j. Sehubungan dengan energi ada banyak penelitian untuk mengevaluasi pengaruh dari beberapa energi tinggi guncangan pada otot jantung itu sendiri.

Studi-studi telah menunjukkan bahwa awalnya ada perubahan segmen ST yang signifikan terkait dengan energi tinggi defibrilasi, yang dapat berlangsung sampai beberapa bulan (jika pasien bertahan).
Bentuk gelombang terpotong biphasic eksponensial, di mana polaritas yang terbalik cara sebagian melalui nadi, telah digunakan dalam alat pacu jantung internal untuk lebih dari 10 tahun. Ada banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan beberapa hal berikut: Dengan sistem Biphasic ada yang lebih tinggi tingkat keberhasilan konversi kejutan awal dari VT (ventrikel takikardi) atau VF (ventrikel fibrilasi) dibandingkan monophasic (85,2% vs 97,6% monophasic biphasic ), The joule secara signifikan kurang (200j monophasic, 130 + 20j biphasic) yang akan mempengaruhi kebutuhan cadangan energi, Biphasic lebih efektif dalam membalikkan VF berkelanjutan.
Defibrilasi biphasic menawarkan khasiat sama atau lebih baik pada energi rendah dari gelombang Monophasic tradisional defibrillator-dengan risiko lebih kecil pasca-shock komplikasi seperti disfungsi miokard dan luka bakar kulit.
Mekanisme fisiologis yang mendasari tidak sepenuhnya dipahami, tapi jelas bahwa bentuk gelombang Biphasic menurunkan ambang defibrilasi listrik untuk sukses.
Tidak seperti perangkat monophasic, defibrillator Biphasic menggunakan teknologi gelombang yang berbeda: baik biphasic terpotong eksponensial (BTE) gelombang atau gelombang Biphasic kotak.
Dua jenis bentuk gelombang
Mari kita lihat lebih dekat pada dua jenis gelombang Biphasic disetujui untuk digunakan pada non-otomatis defibrillator eksternal.

Bentuk gelombang eksponensial biphasic dipotong pada awalnya dikembangkan untuk aplikasi rendah impedansi internal yang defibrilasi jantung. Sudah diadaptasi untuk defibrilasi eksternal oleh dua vendor. Heartstream (sekarang Agilent / Philips) memelopori pendekatan rendah energi. The defibrilator BTE kedua, yang dikembangkan oleh Medtronic Physio-Control, menggunakan energi-tinggi (lebih dari 200 joule) protokol. Pendekatan ini dipromosikan sebagai lebih mudah untuk mengadopsi tetapi menghadapkan pasien untuk arus puncak berpotensi lebih tinggi.

Bentuk gelombang Biphasic kotak dikembangkan khusus untuk defibrilasi eksternal dan dipertimbangkan tingkat impedansi tinggi dan beragam pasien (pemblokiran aliran arus yang disebabkan oleh bulu dada, ukuran dada besar, dan miskin elektroda-ke-dada kontak). Hanya defibrillator Zoll menggunakan gelombang ini. Bentuk gelombang kotak mempertahankan bentuk stabil sebagai respon terhadap impedansi, dan arus konstan pada tahap pertama mengurangi arus puncak yang berpotensi membahayakan.
Bentuk gelombang BTE dikembangkan untuk penggunaan internal, di mana impedansi rendah. Jika digunakan dalam perangkat transthoracic seperti defibrillator, impedansi mempengaruhi bentuk gelombang itu. Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagai perubahan bentuk gelombang Biphasic itu, kemanjurannya bervariasi. Bentuk gelombang kotak tetap stabil dalam bentuk, bagaimanapun, dan dinamika pengiriman saat ini adalah sama untuk pasien di atas berbagai impedansi. Hal ini mengurangi efek berpotensi merugikan dari impedansi pasien pada defibrilasi sukses.

Bagaimana berbagai jenis bentuk gelombang Biphasic menanggapi impedansi pasien? Ketika impedansi rendah (50 ohm), sebuah 360-joule BTE defibrilator memberikan lebih dari yang dibutuhkan saat ini, memperlihatkan pasien untuk berpotensi membahayakan arus puncak yang tinggi. Pada impedansi pasien rata-rata 75 ohm, 360 joule-BTE dan 200-joule defibrillator kotak sama-sama efektif. Dengan impedansi tinggi (lebih besar dari 100 ohm), shock 200-joule kotak memberikan arus rata-rata lebih tinggi dari shock BTE 360-joule, sehingga membuat lebih efektif pada tingkat energi yang lebih rendah.
Perbandingan klinis langsung antara dua jenis biphasic bentuk gelombang masih harus dilakukan dalam uji coba, prospektif acak dengan kontrol yang sesuai. Tetapi semakin banyak diterbitkan, peer-review titik data manusia untuk beberapa bentuk gelombang spesifik karakteristik kinerja.
Energi yang lebih tinggi tidak selalu berarti Anda akan meningkatkan rata-rata saat disampaikan. Dalam studi baru ini diterbitkan, peneliti menemukan bahwa defibrilator energi tinggi BTE membutuhkan energi hampir 50% lebih untuk memberikan rata-rata yang sama saat ini sebagai defibrilator rendah energi kotak.
Lima penelitian, dengan lebih dari 900 peserta manusia, telah membandingkan kemanjuran bentuk gelombang Biphasic dibandingkan monophasic. Studi ini semua rendah energi digunakan guncangan (200 joule atau kurang), tidak ada studi mengatasi keamanan dan kemanjuran energi tinggi defibrilasi Biphasic (lebih dari 200 joule). Sidang manusia awal secara acak menunjukkan bahwa energi yang rendah-130-joule kejutan BTE secara klinis sama dengan shock 200-joule monophasic. Rendah energi guncangan juga dikaitkan dengan substansial kurang depresi pasca-shock ST-segmen dari energi tinggi guncangan monophasic. Studi lain menemukan bahwa kejutan BTE 130 joule secara klinis sama dengan shock 200-joule monophasic tetapi rendah energi guncangan BTE tampaknya kurang efektif bila impedansi transthoracic tinggi.
Sebuah studi out-of-rumah sakit baru-baru ini dievaluasi efikasi pemberian tiga guncangan dengan energi rendah (150 joule) BTE defibrilator dan menemukan kombinasi ini 100% efektif untuk mengkonversi VF. Pasien defibrillated dengan rendah energi guncangan biphasic juga memiliki hasil neurologis yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki konvensional energi tinggi guncangan.
Kotak biphasic gelombang. Sebuah studi dari 184 pasien yang menjalani elektro-fisiologi pengujian, penempatan ICD, atau pengujian ICD menemukan bahwa pertama-shock khasiat untuk gelombang 120-joule kotak secara statistik unggul untuk bentuk gelombang 200-joule monophasic (99% versus 93%). Untuk sulit-untuk-defibrillate pasien (mereka yang memiliki impedansi transthoracic lebih besar dari 90 ohm), shock 120-joule kotak adalah 100% efektif pada percobaan pertama, dibandingkan dengan efektivitas 63% untuk shock 200-joule monophasic. Penelitian lain menemukan bahwa energi rendah guncangan kotak lebih efektif dalam mengkonversi atrial fibrilasi dari energi yang lebih tinggi guncangan monophasic.

Tanpa head-to-head perbandingan dua jenis biphasic bentuk gelombang, itu terlalu dini untuk menyebut teknologi lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Kedua, bagaimanapun, umumnya efektif pada tingkat energi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan defibrilasi monophasic. Peer-review diterbitkan studi yang telah dibandingkan teknologi biphasic dan Monophasic umum menunjukkan bahwa bentuk gelombang BTE setara dengan 200-joule bentuk gelombang Monophasic dan guncangan kotak lebih unggul.
Pernyataan tentang Bentuk gelombang Biphasic - Resuscitation Council (Inggris)
Revisi September 2002
Meskipun defibrilator komersial pertama menggunakan gelombang Biphasic untuk pengobatan defibrilasi ventrikel, defibrillator eksternal komersial di dunia barat mengadopsi bentuk gelombang Monophasic setidaknya 30 tahun lalu, dan ini telah digunakan hampir secara eksklusif sampai saat ini. Dengan demikian, banyak pengalaman klinis kita berasal dari penggunaan bentuk gelombang Monophasic.

Defibrillator konvensional menghasilkan guncangan monophasic mana arus mengalir dalam satu arah. Teknologi gelombang biphasic telah dikembangkan dari kerja elektrofisiologi pada desain defibrillator implant. Dengan guncangan biphasic arah arus dibalik di beberapa titik (biasanya dekat setengah jalan) selama cairan yang keluar dari mesin. Defibrillator eksternal yang memanfaatkan gelombang Biphasic sekarang tersedia dan berlisensi untuk penggunaan klinis. Perangkat ini memiliki sejumlah keunggulan. Guncangan energi rendah biphasic adalah sebagai efektif sebagai guncangan energi yang lebih tinggi monophasic. Hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit kerusakan miokardium dan frekuensi berkurang pasca-shock kontraktilitas dan masalah arrhythmic. Hal ini memungkinkan lebih kecil, baterai yang lebih ringan untuk digunakan dengan perpanjangan masa pakai baterai defibrilator.
Bukti yang dipublikasikan menunjukkan bahwa guncangan gelombang Biphasic dari 200 J atau kurang aman dan memiliki khasiat setara atau lebih tinggi dari guncangan gelombang sinusoidal teredam dari 200 atau 350 J J.

Saat ini, produsen yang berbeda dari defibrillator menggunakan tingkat energi yang berbeda. Bentuk gelombang yang tepat digunakan dalam guncangan biphasic sangat bervariasi dengan model yang berbeda. Tingkat energi digunakan dengan guncangan beruntun mungkin tetap konstan atau meningkat tergantung pada mesin. Beberapa parameter yang dapat diprogram, dan dapat pra-dipilih oleh pengguna. Saat ini, ada data komparatif tidak memadai untuk dapat memutuskan yang merupakan tingkat energi yang paling efektif, urutan shock, atau gelombang Biphasic. Karena itu tidak mungkin untuk membuat rekomendasi yang pasti. Dewan menganggap bahwa semua defibrillator Biphasic yang tersedia saat ini memiliki tingkat energi yang diterima.

Informasi lebih lanjut tentang pernyataan bersama yang diterbitkan dalam Obat dan Kesehatan Badan Pengatur (MHRA) Perangkat Alert 2003/0012

Beberapa penelitian pada hewan dan manusia telah menunjukkan bahwa bentuk gelombang menggunakan defibrillator Biphasic lebih efektif untuk menghentikan fibrilasi ventrikel (VF) dibandingkan mereka yang menggunakan bentuk gelombang Monophasic. Setidaknya empat defibrillator Biphasic berbeda umumnya tersedia. Bentuk gelombang Biphasic disampaikan oleh perangkat ini masing-masing memiliki karakteristik bentuk gelombang yang berbeda dan skema kompensasi impedansi dan yang paling penting, berbeda tingkat energi dianjurkan. Bentuk gelombang Biphasic optimal, tingkat energi dan urutan shock (energi meningkat dibandingkan dosis tetap) belum ditentukan.

Studi klinis awal dengan dua perangkat biphasic tersedia menunjukkan kemanjuran yang lebih baik, dengan menggunakan tingkat energi yang lebih rendah, dibandingkan dengan defibrillator monophasic untuk penghentian VF dan kardioversi fibrilasi atrium (AF). 1-3 Salah satu perangkat tersebut menggunakan gelombang eksponensial biphasic dipotong dan memberikan kejutan dengan tingkat energi tetap sebesar 150 J (Philips Heartstream, Seattle, WA, USA). Yang lain menggunakan gelombang Biphasic kotak dan, ketika merawat VF, produsen merekomendasikan pengiriman shock dengan tingkat energi meningkat dari 120 J, 150 J, dan 200 J (Zoll Medical, Boston, MA, USA).

Produsen lain defibrilator biphasic merekomendasikan tingkat energi meningkat dari 200 J, 300 J, dan 360 J (200 J, 200 J, 360 J diterima di Inggris) ketika merawat VF (Medtronic Physio-Control, Redmond, WA, AS) dan defibrillator eksternal otomatis (AED) dari produsen keempat memanfaatkan, rendah tinggi, urutan tinggi energi yang tidak ditentukan (Survivalink, Minneapolis, MN, USA). Ada beberapa bukti dari studi hewan yang energi ini biphasic lebih tinggi mungkin lebih efektif daripada energi yang lebih rendah jika impedansi transthoracic tinggi, 4,5 tetapi hal ini membutuhkan konfirmasi dalam studi klinis manusia.

Maksud dari pernyataan bersama yang diterbitkan dalam Obat dan Kesehatan Badan Pengatur produk (MHRA) Alat Kesehatan Pemberitahuan 2003/0012 adalah untuk memperingatkan pengguna defibrilator untuk kemungkinan kebingungan yang disebabkan oleh fakta bahwa beberapa defibrillator Biphasic dirancang untuk memberikan kejutan dengan energi yang lebih rendah dari devices.6 monophasic Hal ini menyebabkan kebingungan bagi pengguna defibrillator manual dan semi-otomatis yang tidak sepenuhnya akrab dengan defibrilator tersedia bagi mereka, terutama ketika mereka ingin menyampaikan, 200J 200J, 360J urutan tetapi menemukan bahwa biphasic khusus mereka defibrilator akan memberikan energi hanya lebih rendah. Mereka yang mungkin harus menggunakan defibrillator harus menggunakan tingkat energi ditunjukkan dalam petunjuk pabrik yang relevan.

Ini potensi kebingungan ini diperparah karena saat ini tidak ada "energi urutan standar" yang dapat diterapkan untuk semua defibrillator yang menggunakan bentuk gelombang biphasic; tingkat energi yang direkomendasikan oleh berbagai produsen berbeda. Oleh karena itu J 200, 200 J, 360 J urutan guncangan yang direkomendasikan oleh Dewan Resusitasi Eropa (ERC) dan Dewan Resusitasi (Inggris) untuk digunakan dengan defibrillator monophasic tidak tepat sebagai pendekatan umum untuk semua perangkat biphasic.

Hal ini seharusnya tidak ditafsirkan bahwa tidak patut untuk menggunakan urutan meningkatnya guncangan dari 200 J dan di atas ketika ini dianjurkan oleh produsen defibrilator biphasic spesifik, asalkan ada bukti teknis dan klinis yang menunjukkan bahwa ini adalah baik aman dan efektif.

Sampai data lebih lanjut tentang kemanjuran komparatif dari perangkat ini biphasic menjadi tersedia, Pernyataan tentang Bentuk gelombang Biphasic dibuat oleh Dewan Resusitasi (Inggris) pada bulan September 2002 tetap berlaku. Paragraf terakhir dari pernyataan ini dikutip di bawah ini:

"Saat ini, produsen yang berbeda dari defibrillator menggunakan tingkat energi yang berbeda ini bentuk gelombang yang tepat digunakan dalam guncangan biphasic sangat bervariasi dengan model yang berbeda.. Tingkat energi digunakan dengan guncangan beruntun mungkin tetap konstan atau meningkat tergantung pada mesin. Beberapa parameter yang diprogram,dan dapat pra-dipilih oleh pengguna. Saat ini, ada data komparatif tidak memadai untuk dapat memutuskan yang merupakan tingkat energi yang paling efektif, urutan shock, atau gelombang Biphasic Karena itu tidak mungkin untuk membuat rekomendasi yang pasti.. Dewan menganggap bahwa semua defibrillator Biphasic yang tersedia saat ini memiliki tingkat energi yang dapat diterima. "

Pengenalan teknik alat Defibrilator

Prinsip Dasar Defibrilator
prinsip kerja Defibrilatoryaitu arus listrik masuk kerangkaian catu daya, lalu disearahkan menggunakan dioda. saat tombol Charge ditekan akan mengisi kapasitor setelah kapasitor terisih penuh, tombol Shock ditekan akan melepaskan muatan listrik yang ada di kapastor ke pasien melalui media paddle sternum dan paddle apex.
Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrilator Dibagi Dalam Tiga Tahap:
a. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian
b. Pengisian energi (charge) pada kapasitor
c. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge)
BAGIAN – BAGIAN ALAT ( STANDAR )
1. Paddle/Elektroda
Sebagai perantara dalam pemberian kejutan energy kejantung pasien.
2. Control Panel
Untukmengatur keluaran energi yang akan dikeluarkan dan menampilkan hasil dalam bentuk display. Yang terdiri dari :
a) Main Swicth Power:
Sebagai saklar on/off
b) EnergySelector:
Untuk mengatur besarnya energy yang akandikeluarkan.
c) Display:
Untuk menampilkan hasil mode pengukuran dalambentuk grafik.
d) Contrast :
Untuk mengatur terang cahaya pada display.
e) Sycn :
Untuk menghubungkan antara paddle dengan display panel.
f) PaddleButton :
untuk membuang energi kejut berupa muatan listrikYang terdiri dari Strenum (jantung bagianatas) dan Apex (jantung bagian bawah)
3. GEL:
Sebagai media konduktif/perantara antara elektrodadantubuh.
4. Kabel EKG:
Untuk memberikan informasi sinyal jantung pada pasien.
SOP PENGGUNAAN ALAT
a. Sambungkan alat dengan catu daya.
b. Hidupkan pesawat pada Main Swicth Power.
c. Tunggu sampai lampu pada display menyala.
d. Alat siap digunakan.
e. Setting Energi Selectoryang akan diberikan ke jantung pasien.
f. Oleskan Gel pada paddle dan tubuh pasien.
g. Letakan kedua paddle pada sisi atas (strenum) dan bawah jantung (apex).
h. Tunggu pengisian muatan energi (charge) sampai alarm ready pada display bunyi dan tekan Paddle button untuk melepaskan muatan energi (discharge).
i. Pasang kabel EKG jika ingin menampilkan sinyal jantung pasien
j. Hasil muatan energi yang dikeluarkan dan kondisi sinyal jantung pasien dapat di cetak dengan menekan print.
k. Setelah selesai digunakan, matikan alat pada main power switch
l. Bersihkan Alat dan Kembalikan pada posisi semula Alat yang telah digunakan.
PEMELIHARAAN
a. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
b. Cek dan periksa kondisi elektroda
c. Cek fungsi tombol/swicth, perbaikibila rusak
d. Cek baterai, lampu indikator dalam kondisi baik
e. Cek sistem catu daya, perbaiki bila rusak
f. Cek fungsi tombol charge dan discharge
g. Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat
h. Lakukan pengukuran arus bocor
i. Lakukan pengukuran energi (watt/joule)
j. Lakukan uji kinerja alat
TEST JOULE DEFIBRILATOR
1. Nyalakan alat
2. Tentukan joule, misalnya 30 joule
3. Tekan tombol charge pada elektroda defibrilator
4. suara Alarm defibrilator akan berbunyi menandakan energy pada defibrilator sudah siap  30 joule
5. tekan tombol charge dan  discharge bersamaan
6. Lalu lihat hasilnya di display atau dengan menekan tombol print bila ingin di print, maksimal selisih 3joule
7. Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator maka dapat menggunakan defianalyzer dengan penunjukkan meter.
Blok Diagram
Secara garis besar cara kerja blog diagram diatas adalah sumber tegangan masuk memberikan tegangan pada blok power supply, outputan dari power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga outputanya berupa tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan dibuang menuju padlle atau elektroda. Sedangkan pada blog pembangkit tegangan digunakan untuk menguatkan tegangan yang nantinyamasuk pada blog SAG Mutltiplier. SAG Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan didapatkan tegangan Dcyang tinggi. Output dari SAG Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi. Dan akan masuk pada blok pengisisan pada power kapasitor. Kemudian diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh control waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau padlle akan di exposure pada pasien efek diberikan discharge kapasitor akan memberikan impuls yang kuat ke jantung dengan harapan agar aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas kembali dengan satuan joule .
Jadwal maintenance defibrilator berkala
Maintenance atau pengecekan alat defibrilator dilakukan agar sebelum alat digunakan tidak ada kerusakan, atau kendala
Berikut merupakan jadwal maintenance defibrilator
a. 1 hari sekali lakukan pengetesan joule (kalibrasi)
b. 3 bulan sekali Pengecekan elektroda
c. 6 bulan sekali pengecekan pada baterai
d. 1 tahun sekali dilakukan kalibrasi
Trouble shooting
Tindakan alat Kesalahan Tindakan manual
Alat tidak bisa mentriger Kapasitor,selektor charger Periksa kontraktor pada relay, tegangan baterai
Indikator lowbatt terus menyala Baterai , charger baterai, konektor charger baterai Periksa baterai , bersihkan konektor charger baterai, periksa charger baterai
Penunjuk meter menunjukan muatan kapasitor tetapi tidak bisa mentriger Konektor paddle , konektor relay Periksa paddle, bersihkan konektor relay
Semua lampu indikator menyala Baterai masih bisa untuk pengoprasian kapasitorsampai lampu hijau padam Lakukan pengisian ulang baterai ,lampu hijau mulai padam

pengertian Defibrillator
Defibrillator adalah alat untuk memberikan terapi energi listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Sedangkan tindakan pengobatan definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup, fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini merupakan depolarizes massa kritis dari otot jantung, mengakhiri aritmia, dan memungkinkan irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan alat pacu jantung alami tubuh, di node sinoatrial jantung.
Pesawat Defibrilator digunakan untuk membantu para medis dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada jantung (cardioarrytmia). Pada pasien yang mengalami kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, unutk mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka digunakan alat yang disebut defibrilator.
Dengan memberikan ransangan arus listrik pada sel-sel ventrikuler jantung sehingga semua sel akan diharapkan melewati masa krisis secra bersamaan dan diharapkan jantung akan mulai berdenyut secara teratur.
Fungsi Alat
Digunakan resusitasi  jantung pada saat jantung pasien mengalami fibrilasi, dengan memberi kan energi  kejut listrik untuk mengaktifkan kembali aktivitas jantung.
Persiapan Awal
  1. Hubungkan battery charger ke jala-jala listrik kemudian hidupkan.
  2. Letakkan pesawat diatas charger.
  3. Biarkan sampai lampu indivator dari charger defribllator menunjukkan bahwa battery pesawat defibrillator telah terisi penuh.
Blog Diagram
Untitled
Secara garis besar cara kerja blog diagram diatas adalah tegangan PLN masuk memberikan tegangan pada blok power supply, outputan dari power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga outputanya berupa tegangan DC. Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan dibuang menuju padlle atau elektroda. Sedangkan pada blog pembangkit tegangan digunakan untuk menguatkan tegangan yang nantinyamasuk pada blog SAG Mutltiplier. SAG Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan didapatkan tegangan Dcyang tinggi. Output dari SAG Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi. Dan akan masuk pada blok pengisisan pada power kapasitor. Kemudian diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh control waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau padlle akan di exposure pada pasien efek diberikan discharge kapasitor akan memberikan impuls yang kuat ke jantung dengan harapan agar aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas kembali dengan satuan joule.
Blok Rangkaian 
Blok Diagram Pesawat
Untitled
Keterangan Blok Diagram :
  1. Power Supply
Merubah tegangan AC dari jala-jala PLN menjadi DC sebesar 24V                              yang dibutuhkan oleh rangkaian lain.
                   2. Switch Charge
Berfungsi untuk pengisian kapasitor.
                 3. Paddle dan Waktu Pemberian Shock
Pesawat dilengkapi dengan elektrode yang dapat dipasang langsung                            (dihubungkan) dengan pasien, yang dilengkapi timer.
Cara Kerja Rangkaian
  1. Power Supply
  • Charging contact difungsikan untuk pengisian baterai 20×1-2V secara otomatis.
  • Bila baterai penuh tegangannya sebesar 24V, lampu indikator led 1 menyala.
  • D9 dan D10 desusun seri, berfungsi sebagai pengaman, bila tegangan charging contact
  • SW1 On, maka terjadi pembagian tegangan antara R12 dan VR1 sehingga TR3 kerja karena mendapat supply tegangan dari VR1.
  • Lampu indikator led 2 nyala apabila baterai lemah.
  1. Switch Charge
  • Pada saat SW2 diposisikan ke charge maka D13 mendapat supply tegangan dan basis TR4 mendapat supply negatif dari R14 sehingga TR4 kerja.
  • Relay 2 kerja dan kontak relay 2A dan 2B normaly open. Bersamaan dengan itu relay 4 kerja dan kontak 4A normaly close. Sehingga SW2 tetap pada posisi charge.
  • Sehingga tegangan menuju primer trafo pada titik red & blue. Gulungan terbanyak masuk kolektor TR1 dan gulungan yang sedikit masuk ke kolektor TR2 dan emitor TR1, TR2 terhadap
  • TR1 dan TR2 kerja karena kontak 3A dan 3B pada posisi normaly close. Kedua transistor tersebut bekerja secara bergantian dan bekerjanya tergantung dari osilator (60 Hz) yang mendapat supply dari kumparan A.
  • Saat sekundr T1 mendapat supply tegangan melalui multiplier sehingga siap melakukan pengisian pada C18 bersamaan dengan itu R3 dan R4 dialiri arus. Ketika C18 (kapasitor power) terisi penuh maka SC1 nyala relay 3 kerja sehingga kontak 3A dan 3B pada normaly open dan TR1, TR2 cut off.
  • Power selector kapasitor yang sudah terisi penuh dapat dikurangi dengan cara SW2 digeser pada posisi discharge sampai energi yang dibutuhkan, yang dapat dilihat pada meter yang diatur.
                    3. Paddle dan Kontrol Waktu Pemberian Shock
  • Paddle siap pada pasien.
  • SW2 digeser pada posisi tengah.
  • PB1 dan PB2 di On kan secara bersamaan yang menyebabkan relay 1 kerja, kontak relay 1A normaly close, maka pemberian shock
  • Lamanya shock tergantung pengisian C17 sampai penuh yang diatur VR2 dan dibatasi oleh R18.
  • Saat C17 penuh, TR5 cut off karena basis tidak mendapat supply tegangan yang menyebabkan relay 1 tidak kerja dan kontak relay 1A kembali keposisi normaly open sehingga pemberian shock 
Elektroda Defibrillator
Salah satu aspek yang paling penting dari suatu sistem defibrillator adalah elektroda. Hal ini merupakan hal yang esensil yang membantu kontak yang baik dengan tubuh agar energi yang berasaldari defibrillator mencapai jantung dant idak terdisipasi/terbuang di antara interface kulit-elektroda. Bila energy mengalami disipasi pada interfaceini, dapat mengakibatkan kebakaran yang serius pada pasien yang selanjutnya mengalami komplikasi keadaankritis. Untuk menjaga kontak yang baik, elektroda harus terpasang dengan rapat/pas pada pasien. Biasanya pada elektroda kita dilengkapi dengan saklar yang diakatifkan oleh gaya, agar jika elektroda yang dikenakan pada tubuh tidak  cukup gaya tekanannya maka rangkaian tidak akan bekerja dan pulsa defibrillasi tidak akan mungkin dilepaskan.
Aspek kedua yang harus selalu dipertimbangkan  adalah keselamatan penggunaan elektroda defibrillator.Elektroda harus terisolasi dengan baik agar keluaran defibrillator tidak memungkinkan mengaliri tangan operator. Oleh karena itu perlu diperhatikan aspek keamanan listrik defibrillator dan elektrodanya.
Sedikitnya ada empat jenis elektroda yang digunakan untuk defibrilator, yaitu:
  1. Standard anterior electrode
Elektroda jenis ini mempunyai permukaan metal yang luas dan berbentuk cakram (disk) dan mempunyai gagang yang terisolasi dan tegak lurus terhadap permukaan cakram elektroda tersebut. Kabel tegangan tinggi berada di samping, tombol saklar ibu jari yang mengendalikan pulsa discharge berada di ujung atas gagang.Elektroda yang digunakan ada dua biasa disebut anterior-anterior. Untuk melakukan defibrillasi, satu elektroda ditempatkan di dada tepat di atas jantung dan elektroda kedua ditempatkan pada sisikiri dada pasien. Pasta (jelly) konduktif dibalurkan pada elektroda untuk menjamin transfer muatan yang efisien dan mengurangi kebakaran  pada kulit.
  1. Posterior electrode
Konstruksi elektroda ini datar dan dirancang agar pasiendapat dilektakkan di atasnya. Posterior paddle dipasangkan dengan satu anterior-paddle untuk membentuk pasangan yang disebut  anterior-posterior.
  1. D-ring anterior electrode.
Anterior paddle yang modern adalah jenis D-ring. Jenis paddle ini digunakan pada defibrillator model terbaru dan telah popular pada model-model yang portable.
  1. Paddle
Paddle ini digunakan pada saat melakukan operasi jantung-terbuka untuk memberikan kejutan listrik jantung pada myocardium.
Kalibrasi Defribrillator
  1. Setelah baterai pesawat telah diisi muatan lakukan pengecekan dengan melakukan pengisian muatan capasitor pada muatan tertentu.
  2. Tembakkan pesawat defibrillator ke pesawat chargernya.
  3. Apabila lampu indikator pembuangan menyala maka pesawat defibrillator masih dapat bekerja.
  4. Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator maka dapat menggunakan defianalyzer dengan penunjukkan meter.
 Pengoperasian Defibrillator
  1. Hidupkan pesawat defibrillator dengan menekan tombol ON/OFF.
  2. Tekan tombol charger untuk pengisian muatan defibrillator,
  3. Perhatikan meter penunjuk, sesuaikan dengan jumlah muatan yang diinginkan,
  4. Setelah itu, permukaan elektroda diberi gel untuk mengurangi hambatan dari tubuh pasien, letakkan elektroda rapat ketubuh pasien jangan ada jarak walaupun tipis antara elektroda dengan tubuh pasien, karena ini akan menyebabkan muatan tidak seratus persen sampai ketubuh pasien dan selesaikan tembakan.
Pemeliharaan Defribrillator
  1. Membersihkan pesawat dari debu dan kotoran,
  2. Disimpan ditempat yang kering,
  3. Pada saat selesai digunakan isi kembali battery pada pesawat, agar battery pesawat tidak rusak,
  4. Habis digunakan diharapkan paddle dalam keadaan bersih dari bekas gel yang telah digunakan,
  5. Melakukan pengecekkan battery setiap setahun sekali, apakah masih layak digunakan atau tidak,
  6. Lakukan pembersihan relay (contact relay) setiap enam bulan sekali.
Pembersihan Defribrillator
Pastikan alat dalam keadaan mati dan tidak terhubung dengan listrik. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara:
  1. Usap penutup dengan menggunakan kian halus dan bersih, beri cairan disinfektan (alcohol 70%). Pastikan tidak ada cairan yang masuk dalam alat.
  2. Musnahkan aksesoris sekali akai sesegera mungkin untuk mencegah penggunaan kembali.
  3. Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan atau air sabun, pastikan sampai kering.
  4. Spoon electroda dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi dan memakai ethylene oxide.
  5. Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga, tapi pastikan celah terlepas dari alatnya.

Mengenal Fungsi Defibrillator Sebagai Alat Pacu Jantung

admin August 12, 2017 Kesehatan No Comments
Defibrillator merupakan sebuah alat kesehatan yang berfungsi untuk pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti jantung. Atau dalam keadaan lain yang berhubungan dengan tidak normalnya detak jantung atau yang sering disebut dengan istilah Ventrical Fibrillation dimana jantung bedetak namun tidak normal dan tidak bisas memompa darah ke seluruh tubuh.
http://www.givelocalflathead.org/wp-content/uploads/2017/05/Defibrillator-300x300.jpg
Defibrillator di sini berfungsi untuk mengejutkan jantung. Sebuah energi listik yang disalurkan melalui dia elektroda yang ditempelkan di dada pasien untuk membuat jantung memulai detaknya dengan kondisi stabil dan normal.  Alat ini sekarang dibutuhkan di berbagai tempat. Tidak hanya di rumah sakit, alat defibrillator ini juga disediakan di tempat – tempat umum yang sering dikunjungi orang banyak. Hal ini sebagai wujud kesadaran terhadap pertolongan emergency yang cepat untuk keselamatan jiwa
Jenis Defibrillator
Ada dua jenis Defibrillator yang umum kita jumpai di pasaran. Pertama adalah jenis Defibrillator Manual dan yang lain adalah Defibrillatoar Otomatis (AED). Kedua jenis Defibrillator ini memiliki fungsi yang sama, hanya spesifikasi penggunaanya saja yang berbeda. AED atau Defibrillator otomatis biasanya digunakan untuk lapangan dan emergency di luar seperti pada tim SAR, penyelamat pantai dan juga di tempat – tempat umum.
Sedangkan defibrillator manual atau monitor digunakan di rumah sakit. Jenis defibrillator ini dilengkapi dengan monitor yang bisa digunakan untuk memonitor grafik EKG dan SpO2. Bentuknya yang lumayan besar memang cocok digunakan di Rumah Sakit, tidak untuk lapangan walaupun bisa juga digunakan di lapangan karena biasanya disertai dengan handle untuk pengangan saat membawa.
Harga Defibrillator
Mungkin kita tidak pernah tahu berapa harga defibrillator jika tidak bertanya atau diberi tahu. Coba anda bertanya di toko alat kesehatan yang jual defibrillator lengkap, berapa harga satu unit defibrillator manual dengan merk tertentu. Untuk kalangan pribadi memang alat ini sangat tidak terjangkau. Dan memang alat ini juga tidak digunakan untuk kalangan pribadi karena difungsikan untuk Rumah sakit atau instansi lain yang membutuhkan. Harga satu unit defibrillator manual merik cina berkisar antara 45 juta hingga 70 juta rupiah. Kalau untuk AED biasanya lebih mudah dari itu.
 Referensi:Mittal S, S Ayati, Stein KM, Knight BP, Morady F, Schwartzman D, et al. Perbandingan gelombang Biphasic baru kotak dengan gelombang gelombang sinus teredam monophasic untuk defibrilasi ventrikel transthoracic. Zoll Penyidik. J Am Coll Cardiol 1999; 34: 1595-601.
Schneider T, Martens PR, Paschen H, Kuisma M, Wolcke B, Gliner BE, et al. Multicenter, acak, percobaan dikontrol dari 150-J guncangan biphasic dibandingkan dengan 200 - untuk 360-J guncangan monophasic dalam resusitasi out-of-rumah sakit korban serangan jantung. Dioptimalkan Respon untuk Penyidik ​​Penangkapan Jantung (ORCA). Sirkulasi 2000; 102: 1780-7.
Mittal S, S Ayati, Stein KM, Schwartzman D, Cavlovich D, Tchou PJ, dkk. Transthoracic kardioversi fibrilasi atrium: perbandingan kotak guncangan sinus biphasic dibandingkan teredam gelombang Monophasic. Sirkulasi 2000; 101: 1282-7.
Walker RG, Melnick SB, Chapman FW, Walcott GP, PW Schmitt, Ideker RE. Perbandingan enam defibrillator eksternal klinis digunakan pada babi. Resusitasi 2003; 57: 73-83.
Niemann JT, Walker RG, Rosborough JP. Ischemically Induced Ventricular Fibrilasi (VF): Sebuah Perbandingan defibrilasi 

Sumber:
elib.unikom.ac.id/download.php?id=6247

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Manusia dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN     A.  Latar Belakang   Indonesia terkenal dengan keragaman budayany...