Kamis, 02 November 2017

usg dan defibrilator


TUGAS MAKALALAH

TEKNIK  DASAR BIOMEDIK

USG (Ultrasonography) DAN DEFIBRILATOR

 



 

OLEH : Maulida Sri Karomah (T201701049)

 

 

 

            PROGRAM STUDI D-III TEKNIK ELEKTROMEDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI


 

 

Kata Pengaantar

                                                               

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar dan Maha melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

            Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu eksis membantu beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.

            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

                                                                          

                                                                                               

                                                            Kendari, 26 Oktober 2017


 

USG (Ultrasonography)

 

A.    Pengertian USG (Utrasonography)

USG itu adalah kepanjangan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh telinga kita. Dengan alat USG ini sekarang pemeriksaan organ-organ tubuh dapat dilakukan dengan aman (tidak ada efek radiasi). Jadi kesimpulannya apabila pemeriksaan kehamilan seminggu sekali menggunakan alat USG ini sama sekali tidak ada efeknya negatifnya kepada bayi yang dikandung

B.     Fungsi dan manfaat USG (Utrasonography)

Berfungsi untuk memeriksa dan meneliti keadaan di dalam rahim, termasuk kondisi janin atau bayi yang dikandung dalam rahim ibu hamil.

Kemudian USG juga sangat bermanfaat dalam meninjau kondisi selama kehamilan. Berikut ini manfaat dari USG:

  1. Dapat memperkirakan usia kehamilan. Dengan USG usia kehamilan dapat dengan mudah dihitung berdasarkan ukuran tubuh janin atau bayi, jadi perkiraan waktu kelahiran nantinya juga lebih mudah untuk ditentukan.
  2. Memantau tumbuh kembang bayi selama dalam kandungan ibunya.
  3. Membantu mengidentifikasi ketika ada kemungkinan mengalami keguguran. Biasanya dapat dipantau ada tidaknya pendarahan, karena USG dapat memantau secara akurat dan baik sehingga pendarahan akan cepat teridentifikasi.
  4. Membantu identifikasi masalah terkait plasenta dalam kandungan. Dengan USG dapat diketahui sedini mungkin dan menilai ketika ada masalah pada plasenta seperti kasus plasenta previa dan lainnya.
  5. Ketika ada kehamilan kembar, USG juga dapat segera memperlihatkan dan memastikan ada berapa fetus atau janin dalam rahim.
  6. Membantu mengukur volume air ketuban. Karena akan sangat bermasalah jika volume air ketuban terlalu berlebihan maupun terlalu sedikit. USG dapat menghitung volume air ketuban ini sehingga memastikan tidak ada masalah dengannya.
  7. USG juga akan membantu memastikan apakah ada kelainan dalam posisi janin atau tidak. Selain itu kelainan pada janin itu sendiri juga dapat diidentifikasi dengan segera, seperti anesefali, hidrosefalus, sumbing, kelainan kromosom dan jantung.
  8. Dan yang pasti, USG akan dapat membantu untuk mengetahui kelamin dari janin dalam kandungan.

USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh, antara lain :

1)      Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.

2)       Mendeteksi kista

3)       mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya

4)       Pengukuran dan penentuan volume massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).

5)       Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG.

C.    Prinsip Kerja USG (Utrasonography)

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
Hambatan

Hambatan yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. 70% gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.

  • Jenis Pemeriksaan USG

1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp3W1zmtcs7fab4FWyCeF_lgpcOL9CJl8ZMsFOjBOtPcKQpHJx4Zxax6Xh-IpRbDPwHxGzOgIvd2qg6x2ANoglh0iu0lKIwWoc0h0ztzJ-z5zLkEHcQdNvwFBvvkFsQvaWXNZJLDkmn5x9/s320/index.jpeg

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).


3.   USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4.      USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:

-Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

- Tonus (gerak janin)

-Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.

- Reaktivitas denyut jantung janin.

Ø  Proses Pengambilan Gambar

Prinsip kerjanya menggunakan Gelombang Ultrasonik yang dibangkitkan oleh kristal yang diberikan gelombang listrik. Gelombang ultrasonik adalah gelombang suara yang melampaui batas pendengaran manusia yaitu diatas 20 kHz atau 20.000 Hz atau 20.000 getaran per detik. Kristal nya bisa terbuat dari berbagai macam, salah satunya adalah Quartz. Sifat kristal semacam ini, akan memberikan getaran jika diberikan gelombang listrik. Alat ultrasonik sendiri ada berbagai tipe. Ada Tipe Scan A, B dan C. Yang biasa untuk mendeteksi crack pada baja adalah tipe A. Prinsip kerjanya mudah sekali. Tinggal menggunakan sensor ultrasonik untuk mengirimkan gelombang ultrasonik dan menangkapnya kembali.

Tipe B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh. Yang tipe C dapat menampilkan Citra 3 Dimensi dengan cara menangkap pantulan-pantulan yang berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan. Karena ada berbagai macam gelombang ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu yang berbeda, gelombang-gelombang ini lalu diterjemahkan oleh prosesor untuk dirubah menjadi gambar.


Pembahasan dan Analisis Gambar



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh16zb29GVdfz1-p86mL9_f3_50Q9ZLNoAhGzFCk6wBzDBzDYz_K5-003RJdHNCghr2hOoXYLqgIjjZi0rztSog7YEHjOC_QQXPMlvil37e0OgvpJJkyvlgDE8Wl7LDkBreFGOPoSCW_5I4/s320/images.jpeg

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEmZuofBafv9j69HkXPiXdyET3sQxHEicb2m-Al4KxsoNEwlA2xAQ9FoPO_HVXG7rUVZjI2QhgkPQ2ZxsZvnNEdDiviN0kldcXUxzpDmZPaWQDhdsaLH-KqHo97NN4KYOgd_U7HT1ofZ2s/s320/index.jpeg



Foto-foto tersebut menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan menangis. Sampai saat ini, dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat tersenyum sampai beberapa minggu setelah lahir. Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris, Prof Stuart Campbell yang mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat tersebut tidaklah benar sepenuhnya. Para ahli berpendapat, bayi tidak tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering sekali tersenyum. Gambar-gambar ini, dibuat menggunakan ultrasound 4D, yang mencatat gema/gaung yang berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya secara digital. Pengamatan yang dilakukan selama berjam-jam, akan menghasikan gambar yang membuat orangtua seperti menonton video kehidupan bayinya.

Foto-foto tadi, juga akan membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah, sindrom down dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya. Prof Campbell, mengatakan, Dengan munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah pertanyaan mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki. Misalnya, apakah janin dengan problem genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal? Apakah janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada suasana atau kejadian yang menganggunya..? Mengapa janin mengedip-ngedipkan matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita. Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si ibu baru 12-20 minggu. Biaya pengambilan gambar janin ini, kurang lebih sekitar 4 juta rupiah.

Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya “baru berusia 31 minggu” mengatakan, “Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi wajahnya, tetapi tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia tersenyum”. Kate Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan, “Suamiku, Paul, dan aku dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami”. Meski begitu, ahli kandungan lain, Maggie Blott, memiliki pendapat berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat tersenyum dalam rahim ibunya. “Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum”.

Medical Imaging (MI)

Saat ini sudah menjadi suatu prosedur standar untuk memanfaatkan teknologi ultrasonography (USG), sebagai salah satu cara untuk memonitor perkembangan janin dalam kandungan ibu. Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini. Apa itu medical imaging? Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.

Teknologi MI dimulai dari penemuan sinar-X oleh Rontgen pada awal 1900-an, dimana produk pertama citra dari X-ray adalah tangan istri Rontgen. Dasar yang digunakan untuk membuat citra dengan sinar-X adalah adanya atenuasi intensitas (pelemahan) sinar-X saat melewati tissue, organ atau tulang, yang kemudian atenuansi intensitas tersebut dideteksi oleh suatu negative film. Teknik ini populer dengan sebutan foto Rontgen.

Kemudian dengan kemajuan sistem elektronik dan komputer digital, teknik yang digunakan pada foto Rontgen mulai dikembangkan, sehingga memungkinkan penggantian media film dalam citra digital. Lebih dari itu volume (3-dimensi) imaging juga dimungkinkan dengan modifikasi prinsip dari foto Rontgen, sehingga menjelma menjadi Computed Tomography scanner (CT- scan). Dengan CT-Scan, citra dari setiap potongan penampang (slices) tengkorak dari bagian atas sampai leher dapat dihasilkan dalam beberapa menit, kemudian dari "tumpukan" citra tiap slices dapat dilakukan rekonstruksi kembali bentuk tulang tengkorak dalam 3 dimensi, sehingga memudahkan visualisasi dan tentunya diagnosis lebih lanjut apabila diperlukan.

D.    Kompeonen USG

Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama, transduser, komponen yang dipegang dokter atau tenaga medis, berfungsi mengalirkan gelombang suara dan menerima pantulannya dan mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik. Kedua, monitor, berfungsi memunculkan gambar. Ketiga, mesin USG sendiri, berfungsi mengubah pantulan gelombang suara menjadi gambar di monitor. Tugasnya mirip dengan central proccesing unit (CPU) pada komputer personal.

Peralatan Yang Digunakan

1.      Transducer

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB6tkBmszZkMyP_Ek7ORDdKq073ebRDdURX0NVnek8__dCC0ePdu4XlLfjvFcGhUMcqQd213Zl5uCfc6gePucUZFXd89lkbmBm_d1AHdn2FQXcQiCRcbZFnBVqNPhJNT-q_tWEbK0OOlYA/s320/index.jpeg


Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transducer terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transducer. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2.      Monitor yang digunakan dalam USG (gambar termasuk mesin USG)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5DgrPW15XYsV2x0ezyWHafN19CYvprk5QfzAcRQpzhF7slKiui_TCgrJclwlUjNSwSOchO3XLPIG6cxIOOg0CsoOqh7vwHanXqC9y1YI5Tv5Z_jXkBcVLqvsYOPi31MB352aLewgm2saf/s320/images.jpeg
3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.

Sonograph

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie8Ar0Ec0Y44Zx4m1V8W1HPez9Uacmcn6SkUjoR9r4zLjIHOe-pdg217BO9kJCcQG95Kx1EL2z8L-gHyUbFhqQbdJFFKjsbf60pSi2vv1f03WqeEfXmMGA0Kh64JiD3PCqqfS-tPatkiud/s320/index.jpeg


 

DEFIBRILATOR

Defibrilator merupakan sebuah stimulator detak jantung di mana cara kerja alat ini bergantung pada listrik yang bertegangan tinggi. Alat ini diperlukan supaya korban serangan jantung dapat menjadi pulih kembali. Penggunaan dari eksternal defibrilator otomatis diketahui bisa dilakukan melalui implan atau tanam dalam tubuh pasien. Namun, sebagai alat eksternal yang biasa pun juga bisa dipakai.

Defibrilator pada zaman sekarang sudah menjadi sebuah peralatan yang dianggap integral di tengah masyarakat, terutama pastinya dalam komunitas medis dengan pacemaker. Banyak mungkin yang kurang tahu-menahu tentang apa perbedaan keduanya; pacemaker dikenal sebagai alat khusus pacu jantung yang biasa membantu para dokter untuk membuat stimulasi listrik ke jantung bertahan.

Ketika stimulasi listrik ke jantung dapat dipertahankan, maka kemungkinan untuk menstabilkan sekaligus memulihkan ritme normal jantung pun menjadi lebih optimal. Karena dapat digunakan dengan cara implan maupun eksternal, inilah yang menyamakan antara pacemaker dengan defibrilator. Irama jantung yang terganggu pun bisa timbul dari beragam sumber, seperti blok jantung, cacat keturunan, faktor usia (menua), hingga efek samping dari penggunaan obat jantung itu sendiri.

Penggunaan dari alat defibrilator ini pun memiliki dosis tertentu, jadi tak bisa dilakukan ke pasien secara sembarangan. Terapi energi listrik ini bakal dilaksanakan melalui electrode yang penempatannya secara umum ada di permukaan dinding dada penderita. Defibrilator terkadang datang dengan dilengkapi ECG, tapi ada pula yang tidak, namun memang bisa dengan mudah dihubungkan ke ECG monitor. ECG atau Electrocardiogram penempatannya biasa dilakukan di 1 unit di mana defibrilator digunakan supaya kondisi detak jantung pada penderita gagal jantung kongestif dapat terdeteksi.

Defibrilator ini juga merupakan alat medis yang peletakannya pun tak bisa di manapun. Alat ini harus dan wajib diletakkan khusus di ruang Emergency. Meski demikian, alat ini juga bisa dimanfaatkan di mobil ambulans untuk pertolongan pada pasien jika terjadi apa-apa. Karena defibrilator ini tersedia bersama dengan baterai yang mudah di-charge, maka bisa digunakan di mobil ambulans.

Ø  Jenis-jenis Defibrilator

Secara umum, defibrilator yang penggunaannya di rumah sakit adalah M-series monophasic dan juga defibrilator biphasic. Defibrilator ini juga digabungkan dengan NTP (Non-Invasive Transcutaneous Pacing), ECG, serta fungsi lainnya yang biasa memantau pasien. Jenis-jenis defibrilator, diantaranya;

  1. Implan Defibrilator

Pasien dengan potensi atau risiko tinggi menderita ventricular fibrillation akan menggunakan implan defibrilator ini. Ada rekaman sinyak jantung penderita yang disimpan oleh jenis defibrilator ini, berikut juga data diagnostik serta sejarah terapi gagal jantung penderita. Volume yang diketahui pada jenis implan ini adalah tidak lebih dari 70 cc.

Pada jenis defibrilator ini transistor di dalamnya pun ada lebih dari 30 juta dan yang disalurkan adalah sekitar 20 micro ampere selama bekerja memantau secara terus-menerus. Jenis implan ini mendapatkan sumber energi dari baterai LISVO (Lithium Perak Vanadium Oksida) untuk bisa bekerja. Kemampuan bertahan di suhu 30-60 derajat Celsius adalah keunggulan lain dari defibrilator yang tertutup rapat ini.

  1. DC Defibrilator

Kalibrasi dari DC defibrilator selalu pada satuan joule atau watt-detik di mana ini adalah ukuran tenaga listrik di dalam kapasitor. Dalam watt-detik, energi yang di dalamnya setara dengan 1 ½ kapasitansi yang ada pada farad dan kemudian dikalikan dengan tegangan volt kuadrat.

Defibrilator dapat bekerja secara sukses tergantung dari jumlah tenaga/energi yang diberikan tentunya. Asumsi nilai resistansi yang penempatannya antara electrode yang menjadi alat simulasi resistansi dari pasien adalah yang menjadi faktor untuk memperkirakan pemberian energi kepada pasien. 60-80 persen adalah jumlah dari energi yang diberikan oleh rata-rata defibrilator.

  • Defibrilasi internal – Ukuran dari alat ini terbilang besar dengan bentuk menyerupai sendok elektroda.
  • Defibrilasi eksternal – Piringan logam dengan diameter 3-5 cm ini mampu memroduksi arus besar supaya simultan dan kontraksi seragam dari serat otot jantung dapat terstimulasi. Energi listrik hanya dapat disalurkan oleh kapasitor yang tersimpan ketika hasil kontak defibrilator dengan tubuh pasien sudah tercapai dengan baik.

  1. Advisory Defibrilasi

Pada jenis ini, defibrilator memiliki kemampuan super tinggi dan akurat dalam proses analisa ECG dan memutuskan penyaluran kejutan secara optimal. Untuk mendeteksi fibrilasi ventrikel, memang alat ini dirancang khusus dan yang mengejutkan adalah spesifisifitas dan sensitivitasnya diketahui sebanding dengan paramedis yang sudah profesional dan terpercaya. Alat ini jugalah yang melakukan rekomendasi serta pemberian energi di mana energi disesuaikan dengan kejutan dari defibrilasi..

Ø  Prinsip dan Cara Kerja Defibrilator

Defibrilator memiliki prinsip kerja di mana arus listrik masuk pada rangkaian catu daya dan kemudian dengan dioda arus tersebut disearahkan. Dengan menekan tombol charge, otomatis kapasitor bakal terisi dan sesudah diketahui bahwa kapasitor telah penuh, tekan tombol shock supaya muatan listrik yang ada di kapasitor bisa dilepaskan ke pasien lewat media paddle apex dan paddle sternum.

Untuk cara kerjanya, di bawah ini adalah langkah-langkahnya:

  1. Bagian dada pasien perlu ditampakkan dan oleh karena itu pakaian perlu dibuka, lalu dada pasien yang kemungkinan lembab dapat dilap lebih dulu.
  2. Gel kemudian bisa dioleskan ke terapi electrode paddle apex dan sternum; untuk cara pemasangannya, bisa dilihat pada panduan bergambar agar tidak terjadi kesalahan.
  3. Putar knob rotary karena mode perlu diubah menjadi manual defib.
  4. Barulah setelah itu pilih energi dan tentukan tingkat energi yang diinginkan dengan menyesuaikan tombol.
  5. Ada tombol charge di sana, tepatnya pada panel depan, dan tombol ini dapat ditekan. Tombol charge pada paddle bisa ditekan apabila memang memakai paddle eksternal dan tombol tersebut bisa digunakan sebagai pengganti. Nantinya kemudian ada progres bar yang tampil pada wilayah informasi defibrasi.
  6. Tombol shock bisa ditekan ketika charge sudah diketahui penuhagar terapi kejut bisa diberikan kepada pasien lewat media paddle apex dan media paddle sternum.

Ø  Fungsi dan Peralatan Defibrilator

Fungsi utama dari defibrilator adalah sebagai pemberi energi dengan bentuk kejut listrik. Tujuan dari defibrilator ini adalah untuk membuat aktivitas jantung yang tadinya sempat terganggu menjadi kembali aktif. Pada waktu jantung pasien mengalami yang namanya fibrilasi, defibrilator bisa menjadi alat bantu bagi resistansi jantung.

Untuk peralatan yang digunakan dalam prosedur pemakaian defibrilator ini, ada beberapa yang biasa dipakai, yakni:

  • DC shock dan electrode alias pedal.
  • Oksigen
  • Defibrilator yang memiliki modus sinkron.
  • Elektrolit jelly.
  • Elektrode EKG.
  • Jenis obat analgesik atau obat darurat (emergency)

Ø  BAGIAN – BAGIAN ALAT ( STANDAR )

 

a      Paddle/Elektroda
Sebagai perantara dalam pemberian kejutan energy kejantung pasien.

b        Control Panel
Untuk
mengatur keluaran energi yang akan dikeluarkan dan menampilkan hasil dalam bentuk display. Yang terdiri dari :
a)  Main Swicth Power:
Sebagai saklar on/off
b) Energy Selector:
Untuk mengatur besarnya energ
i yang akan dikeluarkan.
c) Display:
Untuk menampilkan hasil mode pengukuran dalambentuk grafik.
d)  Contrast :
Untuk mengatur terang cahaya pada display.
e)  Sycn :
Untuk menghubungkan antara paddle dengan display panel.
f) PaddleButton :
Untuk membuang energi kejut berupa muatan listrik yang terdiri dari Strenum (jantung bagian atas) dan Apex (jantung bagian bawah)

c         GEL:
Sebagai media konduktif/perantara antara elektroda
dan tubuh.

d         Kabel EKG:
Untuk memberikan informasi sinyal jantung pada pasien.

 

Ø  Pemeliharaan Defibrilator

Tentu saja alat medis sekalipun perlu dipelihara dengan baik supaya tetap bekerja dengan baik. Pemeliharaan yang baik adalah sebuah cara agar membuat fungsi alat tetap terjaga. Untuk langkah-langkah pemeliharaan, berikut di bawah ini adalah sejumlah cara yang kiranya bisa diperhatikan:

  • Bersihkan alat dari kotoran maupun debu, tapi sebaiknya tidaklah membersihkan menggunakan air.
  • Penyimpanan perlu dilakukan di tempat yang kering.
  • Ketika sudah selesai dalam menggunakan, baterai harus selalu diisi kembali karena kalau tidak demikian maka akan mempercepat kerusakan dari alat defibrilator tersebut.
  • Rutin mengecek baterai, paling tidak setahun sekali karena ada kemungkinan ketika dicek baterai sudah tak layak pakai.
  • Pastikan untuk melakukan pembersihan relay di mana waktu yang paling tepat adalah tiap 6 bulan sekali.
  • Setelah penggunaan, paddle pun diharapkan dalam kondisi yang bersih dari bekas gel yang juga sehabis dipakai.

Ø  Harga Defibrilator

Bicara tentang harga, tentunya defibrilator ditawarkan dengan harga yang bervariasi, namun bila untuk AED atau Automatic External Defibrillator, harga berada pada kisaran 20-40 juta. Tentu harga tersebut ditentukan oleh faktor merk dan spesifikasi, seperti layaknya ketika kita membeli barang elektronik seperti TV atau gadget berupa komputer dan ponsel.

Spek yang bagus tentu ditawarkan dengan harga yang lebih tinggi. Namun kini sudah banyak dijual di luar akan alat defibrilator yang berteknologi modern standar internasional dengan harga yang tak begitu mahal. Tentu melakukan perbandingan harga antara satu merk dengan merk lain dan dari tempat satu dengan tempat yang lain sangatlah penting.

 Intinya, memang defibrilator ini merupakan alat yang menangani aritmia, hanya saja aritmia sendiri ada dalam berbagai jenis. Yang paling dianggap berbahaya adalah jenis aritmia yang mampu memicu fibrilasi. Ketika kontraksi otot jantung terlalu cepat dan tak menjadi teratur, ini adalah pertanda bahwa penderita membutuhkan pertolongan dari alat semacam defibrilator.Karena bertambah banyaknya kasus penyakit jantung koroner, belum lagi juga gagal jantung, maka makin ke sini makin dibutuhkan alat defibrilasi ini karena dianggap sebagai penyelamat pasien jantung.

 

 

 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Manusia dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN     A.  Latar Belakang   Indonesia terkenal dengan keragaman budayany...