TUGAS MAKALALAH
TEKNIK DASAR BIOMEDIK
USG
(Ultrasonography)
DAN DEFIBRILATOR
OLEH : Maulida Sri
Karomah (T201701049)
PROGRAM STUDI D-III
TEKNIK ELEKTROMEDIK
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA
WALUYA
KENDARI
Kata
Pengaantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar dan Maha melihat dan atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis yang berbentuk makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu eksis membantu beliau
dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka saran dan kritik
yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya.
Kendari,
26 Oktober 2017
USG (Ultrasonography)
A.
Pengertian
USG (Utrasonography)
USG itu adalah
kepanjangan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip dasarnya
menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh
telinga kita. Dengan alat USG ini sekarang pemeriksaan organ-organ tubuh dapat
dilakukan dengan aman (tidak ada efek radiasi). Jadi kesimpulannya apabila
pemeriksaan kehamilan seminggu sekali menggunakan alat USG ini sama sekali
tidak ada efeknya negatifnya kepada bayi yang dikandung
B.
Fungsi dan manfaat USG (Utrasonography)
Berfungsi untuk memeriksa dan
meneliti keadaan di dalam rahim, termasuk kondisi janin atau bayi yang
dikandung dalam rahim ibu hamil.
Kemudian USG juga sangat bermanfaat
dalam meninjau kondisi selama kehamilan. Berikut ini manfaat dari USG:
- Dapat
memperkirakan usia kehamilan. Dengan USG usia kehamilan dapat dengan mudah
dihitung berdasarkan ukuran tubuh janin atau bayi, jadi perkiraan waktu kelahiran nantinya juga lebih mudah untuk
ditentukan.
- Memantau
tumbuh kembang
bayi selama dalam kandungan ibunya.
- Membantu
mengidentifikasi ketika ada kemungkinan mengalami keguguran. Biasanya dapat dipantau ada
tidaknya pendarahan, karena USG dapat memantau secara akurat dan baik
sehingga pendarahan akan cepat teridentifikasi.
- Membantu
identifikasi masalah terkait plasenta dalam kandungan. Dengan USG dapat
diketahui sedini mungkin dan menilai ketika ada masalah pada plasenta
seperti kasus plasenta previa dan lainnya.
- Ketika
ada kehamilan kembar, USG juga dapat segera
memperlihatkan dan memastikan ada berapa fetus atau janin dalam rahim.
- Membantu
mengukur volume air ketuban. Karena akan sangat bermasalah jika volume air
ketuban terlalu berlebihan maupun terlalu sedikit. USG dapat menghitung
volume air ketuban ini sehingga memastikan tidak ada masalah dengannya.
- USG
juga akan membantu memastikan apakah ada kelainan dalam posisi janin atau
tidak. Selain itu kelainan pada janin itu sendiri juga dapat
diidentifikasi dengan segera, seperti anesefali, hidrosefalus, sumbing,
kelainan kromosom dan jantung.
- Dan
yang pasti, USG akan dapat membantu untuk mengetahui kelamin dari janin
dalam kandungan.
USG digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh, antara lain :
1) Menemukan dan menentukan letak massa
dalam rongga perut dan pelvis.
2) Mendeteksi kista
3) mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta,
vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya
4) Pengukuran dan penentuan volume massa ataupun
organ tubuh tertentu (misalnya ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan
lain-lain).
5) Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat
dimonitor pada layar USG.
C.
Prinsip Kerja USG
(Utrasonography)
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi
energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada
bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi
akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam
pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
Hambatan
Hambatan yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. 70% gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.
Pantulan yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
Hambatan
Hambatan yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. 70% gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.
- Jenis Pemeriksaan USG
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi
yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu
benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan
janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar
(bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya
istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang
diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar
janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan
USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat
ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi:
-Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin)
-Indeks cairan ketuban (normalnya
10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
Ø Proses Pengambilan Gambar
Prinsip kerjanya menggunakan Gelombang Ultrasonik yang
dibangkitkan oleh kristal yang diberikan gelombang listrik. Gelombang
ultrasonik adalah gelombang suara yang melampaui batas pendengaran manusia
yaitu diatas 20 kHz atau 20.000 Hz atau 20.000 getaran per detik. Kristal nya
bisa terbuat dari berbagai macam, salah satunya adalah Quartz. Sifat kristal
semacam ini, akan memberikan getaran jika diberikan gelombang listrik. Alat
ultrasonik sendiri ada berbagai tipe. Ada Tipe Scan A, B dan C. Yang biasa
untuk mendeteksi crack pada baja adalah tipe A. Prinsip kerjanya mudah sekali.
Tinggal menggunakan sensor ultrasonik untuk mengirimkan gelombang ultrasonik
dan menangkapnya kembali.
Tipe
B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis
terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan
sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan
tubuh. Yang tipe C dapat menampilkan Citra 3 Dimensi dengan cara menangkap
pantulan-pantulan yang berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan.
Karena ada berbagai macam gelombang ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu
yang berbeda, gelombang-gelombang ini lalu diterjemahkan oleh prosesor untuk
dirubah menjadi gambar.
Pembahasan dan Analisis Gambar
Foto-foto tersebut menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan menangis. Sampai saat ini, dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat tersenyum sampai beberapa minggu setelah lahir. Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris, Prof Stuart Campbell yang mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat tersebut tidaklah benar sepenuhnya. Para ahli berpendapat, bayi tidak tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering sekali tersenyum. Gambar-gambar ini, dibuat menggunakan ultrasound 4D, yang mencatat gema/gaung yang berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya secara digital. Pengamatan yang dilakukan selama berjam-jam, akan menghasikan gambar yang membuat orangtua seperti menonton video kehidupan bayinya.
Foto-foto tadi, juga akan membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah, sindrom down dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya. Prof Campbell, mengatakan, Dengan munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah pertanyaan mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki. Misalnya, apakah janin dengan problem genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal? Apakah janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada suasana atau kejadian yang menganggunya..? Mengapa janin mengedip-ngedipkan matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita. Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si ibu baru 12-20 minggu. Biaya pengambilan gambar janin ini, kurang lebih sekitar 4 juta rupiah.
Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya “baru berusia 31 minggu” mengatakan, “Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi wajahnya, tetapi tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia tersenyum”. Kate Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan, “Suamiku, Paul, dan aku dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami”. Meski begitu, ahli kandungan lain, Maggie Blott, memiliki pendapat berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat tersenyum dalam rahim ibunya. “Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum”.
Medical Imaging (MI)
Saat ini sudah menjadi suatu
prosedur standar untuk memanfaatkan teknologi ultrasonography (USG), sebagai
salah satu cara untuk memonitor perkembangan janin dalam kandungan ibu.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang
dikenal sampai saat ini. Apa itu medical imaging? Medical imaging (MI) adalah
suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu
jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka
(non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan
teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan
direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan
MI.
Teknologi MI dimulai dari penemuan
sinar-X oleh Rontgen pada awal 1900-an, dimana produk pertama citra dari X-ray
adalah tangan istri Rontgen. Dasar yang digunakan untuk membuat citra dengan
sinar-X adalah adanya atenuasi intensitas (pelemahan) sinar-X saat melewati
tissue, organ atau tulang, yang kemudian atenuansi intensitas tersebut
dideteksi oleh suatu negative film. Teknik ini populer dengan sebutan foto
Rontgen.
Kemudian dengan kemajuan sistem
elektronik dan komputer digital, teknik yang digunakan pada foto Rontgen mulai
dikembangkan, sehingga memungkinkan penggantian media film dalam citra digital.
Lebih dari itu volume (3-dimensi) imaging juga dimungkinkan dengan modifikasi
prinsip dari foto Rontgen, sehingga menjelma menjadi Computed Tomography
scanner (CT- scan). Dengan CT-Scan, citra dari setiap potongan penampang
(slices) tengkorak dari bagian atas sampai leher dapat dihasilkan dalam
beberapa menit, kemudian dari "tumpukan" citra tiap slices dapat
dilakukan rekonstruksi kembali bentuk tulang tengkorak dalam 3 dimensi,
sehingga memudahkan visualisasi dan tentunya diagnosis lebih lanjut apabila
diperlukan.
D. Kompeonen
USG
Pada prinsipnya, ada tiga komponen
mesin USG. Pertama, transduser, komponen yang dipegang dokter atau tenaga
medis, berfungsi mengalirkan gelombang suara dan menerima pantulannya dan
mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik. Kedua, monitor, berfungsi
memunculkan gambar. Ketiga, mesin USG sendiri, berfungsi mengubah pantulan
gelombang suara menjadi gambar di monitor. Tugasnya mirip dengan central
proccesing unit (CPU) pada komputer personal.
Peralatan Yang Digunakan
1. Transducer
Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transducer terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transducer. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2. Monitor yang digunakan dalam USG (gambar termasuk mesin USG)
Mesin USG merupakan bagian dari USG
dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang.
Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen
yang sama seperti pada CPU pada PC.
Sonograph
DEFIBRILATOR
Defibrilator merupakan sebuah
stimulator detak jantung di mana cara kerja alat ini bergantung pada listrik
yang bertegangan tinggi. Alat ini diperlukan supaya korban serangan jantung dapat
menjadi pulih kembali. Penggunaan dari eksternal defibrilator otomatis
diketahui bisa dilakukan melalui implan atau tanam dalam tubuh pasien. Namun,
sebagai alat eksternal yang biasa pun juga bisa dipakai.
Defibrilator pada zaman sekarang sudah menjadi sebuah
peralatan yang dianggap integral di tengah masyarakat, terutama pastinya dalam
komunitas medis dengan pacemaker. Banyak mungkin yang kurang tahu-menahu
tentang apa perbedaan keduanya; pacemaker dikenal sebagai alat khusus pacu
jantung yang biasa membantu para dokter untuk membuat stimulasi listrik ke
jantung bertahan.
Ketika stimulasi listrik ke jantung dapat dipertahankan,
maka kemungkinan untuk menstabilkan sekaligus memulihkan ritme normal jantung
pun menjadi lebih optimal. Karena dapat digunakan dengan cara implan maupun
eksternal, inilah yang menyamakan antara pacemaker dengan defibrilator. Irama
jantung yang terganggu pun bisa timbul dari beragam sumber, seperti blok
jantung, cacat keturunan, faktor usia (menua), hingga efek samping dari penggunaan
obat jantung itu sendiri.
Penggunaan dari alat defibrilator ini pun memiliki dosis
tertentu, jadi tak bisa dilakukan ke pasien secara sembarangan. Terapi energi
listrik ini bakal dilaksanakan melalui electrode yang penempatannya secara umum
ada di permukaan dinding dada penderita. Defibrilator terkadang datang dengan
dilengkapi ECG, tapi ada pula yang tidak, namun memang bisa dengan mudah
dihubungkan ke ECG monitor. ECG atau Electrocardiogram penempatannya biasa
dilakukan di 1 unit di mana defibrilator digunakan supaya kondisi detak jantung
pada penderita gagal jantung kongestif dapat terdeteksi.
Defibrilator ini juga merupakan alat medis yang peletakannya
pun tak bisa di manapun. Alat ini harus dan wajib diletakkan khusus di ruang
Emergency. Meski demikian, alat ini juga bisa dimanfaatkan di mobil ambulans
untuk pertolongan pada pasien jika terjadi apa-apa. Karena defibrilator ini
tersedia bersama dengan baterai yang mudah di-charge, maka bisa digunakan di
mobil ambulans.
Ø Jenis-jenis Defibrilator
Secara umum, defibrilator yang penggunaannya di rumah sakit
adalah M-series monophasic dan juga defibrilator biphasic. Defibrilator ini
juga digabungkan dengan NTP (Non-Invasive Transcutaneous Pacing), ECG, serta
fungsi lainnya yang biasa memantau pasien. Jenis-jenis defibrilator,
diantaranya;
- Implan
Defibrilator
Pasien dengan potensi atau risiko
tinggi menderita ventricular fibrillation akan menggunakan implan defibrilator ini.
Ada rekaman sinyak jantung penderita yang disimpan oleh jenis defibrilator ini,
berikut juga data diagnostik serta sejarah terapi gagal jantung penderita. Volume yang diketahui
pada jenis implan ini adalah tidak lebih dari 70 cc.
Pada jenis defibrilator ini
transistor di dalamnya pun ada lebih dari 30 juta dan yang disalurkan adalah
sekitar 20 micro ampere selama bekerja memantau secara terus-menerus. Jenis
implan ini mendapatkan sumber energi dari baterai LISVO (Lithium Perak Vanadium
Oksida) untuk bisa bekerja. Kemampuan bertahan di suhu 30-60 derajat Celsius
adalah keunggulan lain dari defibrilator yang tertutup rapat ini.
- DC
Defibrilator
Kalibrasi dari DC defibrilator
selalu pada satuan joule atau watt-detik di mana ini adalah ukuran tenaga
listrik di dalam kapasitor. Dalam watt-detik, energi yang di dalamnya setara
dengan 1 ½ kapasitansi yang ada pada farad dan kemudian dikalikan dengan
tegangan volt kuadrat.
Defibrilator dapat bekerja secara
sukses tergantung dari jumlah tenaga/energi yang diberikan tentunya. Asumsi
nilai resistansi yang penempatannya antara electrode yang menjadi alat simulasi
resistansi dari pasien adalah yang menjadi faktor untuk memperkirakan pemberian
energi kepada pasien. 60-80 persen adalah jumlah dari energi yang diberikan
oleh rata-rata defibrilator.
- Defibrilasi internal – Ukuran
dari alat ini terbilang besar dengan bentuk menyerupai sendok elektroda.
- Defibrilasi eksternal –
Piringan logam dengan diameter 3-5 cm ini mampu memroduksi arus besar
supaya simultan dan kontraksi seragam dari serat otot jantung dapat
terstimulasi. Energi listrik hanya dapat disalurkan oleh kapasitor yang
tersimpan ketika hasil kontak defibrilator dengan tubuh pasien sudah
tercapai dengan baik.
- Advisory
Defibrilasi
Pada jenis ini, defibrilator
memiliki kemampuan super tinggi dan akurat dalam proses analisa ECG dan
memutuskan penyaluran kejutan secara optimal. Untuk mendeteksi fibrilasi
ventrikel, memang alat ini dirancang khusus dan yang mengejutkan adalah
spesifisifitas dan sensitivitasnya diketahui sebanding dengan paramedis yang
sudah profesional dan terpercaya. Alat ini jugalah yang melakukan rekomendasi
serta pemberian energi di mana energi disesuaikan dengan kejutan dari
defibrilasi..
Ø Prinsip dan Cara Kerja Defibrilator
Defibrilator memiliki prinsip kerja di mana arus listrik
masuk pada rangkaian catu daya dan kemudian dengan dioda arus tersebut
disearahkan. Dengan menekan tombol charge, otomatis kapasitor bakal
terisi dan sesudah diketahui bahwa kapasitor telah penuh, tekan tombol shock
supaya muatan listrik yang ada di kapasitor bisa dilepaskan ke pasien lewat
media paddle apex dan paddle sternum.
Untuk cara kerjanya, di bawah ini
adalah langkah-langkahnya:
- Bagian dada pasien perlu
ditampakkan dan oleh karena itu pakaian perlu dibuka, lalu dada pasien
yang kemungkinan lembab dapat dilap lebih dulu.
- Gel kemudian bisa dioleskan ke
terapi electrode paddle apex dan sternum; untuk cara pemasangannya, bisa
dilihat pada panduan bergambar agar tidak terjadi kesalahan.
- Putar knob rotary karena
mode perlu diubah menjadi manual defib.
- Barulah setelah itu pilih
energi dan tentukan tingkat energi yang diinginkan dengan menyesuaikan tombol.
- Ada tombol charge di sana,
tepatnya pada panel depan, dan tombol ini dapat ditekan. Tombol charge
pada paddle bisa ditekan apabila memang memakai paddle eksternal dan
tombol tersebut bisa digunakan sebagai pengganti. Nantinya kemudian ada
progres bar yang tampil pada wilayah informasi defibrasi.
- Tombol shock bisa ditekan
ketika charge sudah diketahui penuhagar terapi kejut bisa diberikan kepada
pasien lewat media paddle apex dan media paddle sternum.
Ø Fungsi dan Peralatan Defibrilator
Fungsi utama dari defibrilator adalah sebagai pemberi energi
dengan bentuk kejut listrik. Tujuan dari defibrilator ini adalah untuk membuat
aktivitas jantung yang tadinya sempat terganggu menjadi kembali aktif. Pada
waktu jantung pasien mengalami yang namanya fibrilasi, defibrilator bisa
menjadi alat bantu bagi resistansi jantung.
Untuk peralatan yang digunakan dalam prosedur pemakaian
defibrilator ini, ada beberapa yang biasa dipakai, yakni:
- DC shock dan electrode alias
pedal.
- Oksigen
- Defibrilator yang memiliki
modus sinkron.
- Elektrolit jelly.
- Elektrode EKG.
- Jenis obat
analgesik atau obat darurat (emergency)
Ø BAGIAN
– BAGIAN ALAT ( STANDAR )
a
Paddle/Elektroda
Sebagai perantara dalam pemberian kejutan energy kejantung pasien.
Sebagai perantara dalam pemberian kejutan energy kejantung pasien.
b
Control
Panel
Untuk mengatur keluaran energi yang akan dikeluarkan dan menampilkan hasil dalam bentuk display. Yang terdiri dari :
a) Main Swicth Power:
Sebagai saklar on/off
b) Energy Selector:
Untuk mengatur besarnya energi yang akan dikeluarkan.
c) Display:
Untuk menampilkan hasil mode pengukuran dalambentuk grafik.
d) Contrast :
Untuk mengatur terang cahaya pada display.
e) Sycn :
Untuk menghubungkan antara paddle dengan display panel.
f) PaddleButton :
Untuk membuang energi kejut berupa muatan listrik yang terdiri dari Strenum (jantung bagian atas) dan Apex (jantung bagian bawah)
Untuk mengatur keluaran energi yang akan dikeluarkan dan menampilkan hasil dalam bentuk display. Yang terdiri dari :
a) Main Swicth Power:
Sebagai saklar on/off
b) Energy Selector:
Untuk mengatur besarnya energi yang akan dikeluarkan.
c) Display:
Untuk menampilkan hasil mode pengukuran dalambentuk grafik.
d) Contrast :
Untuk mengatur terang cahaya pada display.
e) Sycn :
Untuk menghubungkan antara paddle dengan display panel.
f) PaddleButton :
Untuk membuang energi kejut berupa muatan listrik yang terdiri dari Strenum (jantung bagian atas) dan Apex (jantung bagian bawah)
c
GEL:
Sebagai media konduktif/perantara antara elektroda dan tubuh.
Sebagai media konduktif/perantara antara elektroda dan tubuh.
d
Kabel EKG:
Untuk memberikan informasi sinyal jantung pada pasien.
Untuk memberikan informasi sinyal jantung pada pasien.
Ø Pemeliharaan Defibrilator
Tentu saja alat medis sekalipun perlu dipelihara dengan baik
supaya tetap bekerja dengan baik. Pemeliharaan yang baik adalah sebuah cara
agar membuat fungsi alat tetap terjaga. Untuk langkah-langkah pemeliharaan,
berikut di bawah ini adalah sejumlah cara yang kiranya bisa diperhatikan:
- Bersihkan alat dari kotoran
maupun debu, tapi sebaiknya tidaklah membersihkan menggunakan air.
- Penyimpanan perlu dilakukan di
tempat yang kering.
- Ketika sudah selesai dalam
menggunakan, baterai harus selalu diisi kembali karena kalau tidak
demikian maka akan mempercepat kerusakan dari alat defibrilator tersebut.
- Rutin mengecek baterai, paling
tidak setahun sekali karena ada kemungkinan ketika dicek baterai sudah tak
layak pakai.
- Pastikan untuk melakukan
pembersihan relay di mana waktu yang paling tepat adalah tiap 6 bulan
sekali.
- Setelah penggunaan, paddle pun
diharapkan dalam kondisi yang bersih dari bekas gel yang juga sehabis
dipakai.
Ø Harga Defibrilator
Bicara tentang harga, tentunya defibrilator ditawarkan
dengan harga yang bervariasi, namun bila untuk AED atau Automatic External
Defibrillator, harga berada pada kisaran 20-40 juta. Tentu harga tersebut
ditentukan oleh faktor merk dan spesifikasi, seperti layaknya ketika kita
membeli barang elektronik seperti TV atau gadget berupa komputer dan ponsel.
Spek yang bagus tentu ditawarkan dengan harga yang lebih
tinggi. Namun kini sudah banyak dijual di luar akan alat defibrilator yang
berteknologi modern standar internasional dengan harga yang tak begitu mahal.
Tentu melakukan perbandingan harga antara satu merk dengan merk lain dan dari
tempat satu dengan tempat yang lain sangatlah penting.
Intinya, memang
defibrilator ini merupakan alat yang menangani aritmia, hanya saja aritmia
sendiri ada dalam berbagai jenis. Yang paling dianggap berbahaya adalah jenis
aritmia yang mampu memicu fibrilasi. Ketika kontraksi otot jantung terlalu
cepat dan tak menjadi teratur, ini adalah pertanda bahwa penderita membutuhkan
pertolongan dari alat semacam defibrilator.Karena bertambah banyaknya kasus penyakit jantung
koroner,
belum lagi juga gagal jantung, maka makin ke sini makin dibutuhkan alat
defibrilasi ini karena dianggap sebagai penyelamat pasien jantung.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar